"Dulu di AS harus mengontrol penyakit infeksi menular seperti malaria. Sekarang sebagian besar masyarakat AS menghadapi penyakit kronis seperti diabetes, jantung dan kanker," ujar pakar komunikasi risiko Center for Control Disease Center (CDC) Departemen Kesehatan dan Pelayanan Publik AS Barbara Reynolds PhD.
Barbara mengatakan hal itu dalam kursus Crisis and Emergency Risk Communication (CERC) di kantor pusat CDC, 1600 Clifton Road, Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, yang diadakan Senin-Rabu (7-9/3/2010).
Penyakit infeksi, imbuhnya, dapat diatasi karena adanya antibiotik. Sekarang yang menjadi perhatian dan masalah besar di AS adalah mengatasi masalah penyakit akibat gaya hidup yang menyerang sebagian besar orang AS.
Bahkan, banyak sekarang anak-anak di AS menderita obesitas. Salah satunya, rata-rata orang AS minum soda dalam jumlah banyak.
"Soft drink itu mengandung banyak gula dan tinggi kalori," imbuh Barbara.
Selain itu, makanan di AS tinggi lemak dan garam. "Makanan di AS terlalu banyak garam dan sodium. Itu bisa meningkatkan tekanan darah dan mengakibatkan masalah pada jantung," ujarnya.
Itu semua, imbuh Barbara, diperparah dengan kebiasaan orang AS yang banyak bepergian dengan mobil ke mana-mana. Sehingga mereka kurang menggerakkan badan atau olahraga. Untuk itu CDC menganjurkan masyarakat agar melakukan olahraga yang tepat.
Sampai CDC, dalam salah satu brosurnya, juga menganjurkan agar masyarakat AS mengurangi porsi makan maupun ngemil-nya.
Brosur berwarna kuning itu berjudul 'How to avoid portion size pitfalls to help manage your weight'. Dalam brosur itu terdapat gambar popcorn, cokelat, es krim dan minuman soda.
Dalam brosur sebelah kiri terdapat gambar semua jenis makanan itu dalam jumlah besar. Dan sebelah kanannya terdapat semua jenis makanan dalam jumlah separuhnya atau kurang.
"Saat makan di restoran, sulit untuk melewatkan porsi yang semakin besar dalam beberapa tahun ini," demikian kalimat yang tertulis dalam brosur itu.
Tren ini, juga berlaku di toko-toko dan vending machine, di mana roti dan keripik dapat dengan mudah ditemukan dan dimakan langsung. Penelitian menunjukkan bahwa orang sesekali mengkonsumsi lebih banyak kalori bila menghadapi makanan dalam porsi besar.
"Ini berarti ada asupan kalori yang signifikan, terutama ketika makan makanan tinggi kalori," imbuh tulisan dalam brosur itu.
Selama reporter detikcom Nograhany Widhi Koesumawardani di AS, makanan makanan di berbagai resto di AS, baik yang fast food seperti hamburger, hot dog, pizza maupun slow food seperti makanan Asia memang memiliki porsi besar, apalagi untuk ukuran orang Asia seperti saya.
Beberapa kali saya dan peserta kursus CERC lainnya (3 perwakilan dari Kemenkes, 1 orang dari WHO dan 3 rekan wartawan lainnya) berbagi makanan. Beli hanya beberapa jenis, kemudian dibagi ramai-ramai.
Beberapa restoran fast food sudah memasang label kalori atas berbagai jenis makanan yang disediakan. Hal ini memudahkan masyarakat untuk mengendalikan asupan kalorinya.
"Masalah ini (penyakit gaya hidup dan asupan makanan) sekarang menjadi perhatian besar di Amerika, CDC sangat concern," tutur Barbara.
(nwk/irw)
0 comments:
Posting Komentar