Mewarnai dengan mata ditutup kain, salah satu indikasi otak tengah telah aktif.
Bagian Otak Tengah manusia selama ini cenderung kurang dioptimalkan. Padahal otak tengah mampu meningkatkan kemampuan manusia dalam beraktivitas.
Hal ini diungkapkan dalam acara seminar dan peragaan midbrain activation yang digelar di Ruang Ratu Boko, hotel Ibis, Solo, Minggu (14/2). Pimpinan lembaga Genius Mind Consultancy (GMC) Slamet Riyadi Solo, Aries S. Priyono, S.Kom menjelaskan fungsi otak tengah selama ini baru dimanfaatkan tanpa sadar dalam kondisi terdesak. “Misalkan mendadak lampu mati, kita kadang bisa berjalan dalam gelap tanpa menabrak”, terangnya. Sayangnya, imbuh dia, kemampuan mengaktifkan otak tengah ini hanya bisa dilakukan oleh anak berusia antara 5-15 tahun.
Untuk mengaktivasi otak tengah, gelombang alfa anak harus dibangkitkan lebih dahulu. Gelombang alfa berkaitan dengan kondisi senang, rileks dan perasaan bebas lainnya. “Setelah gelombang alfa muncul, kepada anak diperdengarkan alunan musik klasik gubahan Mozart dari yang slow hingga hard. Setelah itu aktivasi otak tengah selesai dilakukan.”
Salah satu peserta (Tiara, 15 thn) photo bersama kakak-kakak trainer.
Meski sudah dibangkitkan, menurut Aries, orangtua harus tetap melakukan pendampingan di rumah. “Aktivasi otak tengah ini telah dipraktekkan selama lebih dari 40 tahun di Jepang. Tetapi, di Indonesia memang baru enam bulan.”
Peragaan kemampuan otak tengah pun sempat dilakukan dalam acara tersebut. Peragaan ini menarik karena seperti sulap ata berbau magic. Bahkan, saat Espos berkesempatan menyaksikan secara langsung, ada rasa tak percaya.
Bagaimana tidak? Anak-anak yang menjadi peraga mampu menebak warna bola, kartu, mewarnai gambar bahkan membaca tulisan dengan mata ditutup kain. Salah seorang siswa SD Al-Azhar Syifa Budi Solo, Reza, 11, menunjukkan kepiawaiannya membaca nomor induk kependudukan (NIK) di kartu tanda penduduk (KTP) milik salah satu orangtua peserta, Suyono, ST dengan mata tertutup kain.
Reza bersama Ibundanya.
Reza hanya butuh waktu beberapa detik. Dia menarik napas dan berkonsentrasi dalam keadaan mata ditutup. Kemudian, rangkaian 16 angka NIK milik Suyono disebutkan. Tepuk tangan membahana memenuhi ruangan karena Reza menyebutkan dengan tepat. Saat ditanya manfaat ikut aktivasi otak tengah, Reza menjawab dengan keluguan khas anak. “Saya mudah menyerap pelajaran di sekolah.”
Penulis: Sri Sumi Handayani
0 comments:
Posting Komentar