Agen-agen perjalanan dan media lokal melaporkan, aturan itu diberlakukan oleh kota Xiamen di China selatan yang melarang orang botak mengajukan izin masuk lebih dari sekali dalam setahun, jenis izin yang biasanya digunakan oleh pelancong bisnis.
Menurut sebuah laporan di Liberty Times yang berbasis di Taipei, yang mengutip agen perjalanan yang tidak disebutkan namanya, dan dilansir Telegraph, akhir pekan lalu, pihak berwenang China menerapkan larangan itu karena kekhawatiran bahwa lebih mudah bagi orang botak untuk menyamarkan diri. Namun, pada awal tahun ini, kota itu telah membatalkan larangan tersebut.
"Ini mungkin akan menjadi masalah diskriminasi jika petugas Bea dan Cukai China meminta pengunjung untuk mencopot wig mereka," kata Roger Hsu, seorang juru bicara untuk Asosiasi Agen Perjalanan, Taiwan. Tidak ada data statistik resmi tentang berapa banyak orang yang telah ditolak karena mereka botak.
Hubungan antara Taiwan dan China telah membaik secara nyata sejak Ma Ying-jeou menjadi Presiden Taiwan pada tahun 2008, dan berjanji untuk meningkatkan perdagangan dan bisnis pariwisata dengan China. Beijing masih menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah China yang sedang menunggu proses reunifikasi, dengan kekerasan jika perlu. Kedua wilayah itu terpisah secara politik tahun 1949 setelah sebuah perang saudara.
0 comments:
Posting Komentar