Dear Reader
Artikel di bawah ini adalah tulisan seorang reporter bernama Eamon Javers yang dimuat di politico.com, sebuah media politik berpengaruh di Amerika, untuk menyambut terbitnya buku "The Lost Symbol" karangan Dan Brown. Walaupun ditulis dengan gaya novel, semua tokoh yang disebut adalah nyata. Dan peristiwa yang diceritakan, termasuk hasil wawancara, adalah benar-benar terjadi. Saya menerjemahkannya apa adanya dan tidak menambahkan komentar apapun di dalamnya. Soal interpretasi tulisan ini, saya serahkan kepada masing-masing pembaca.
Selamat membaca dan selamat berakhir pekan !
Artikel di bawah ini adalah tulisan seorang reporter bernama Eamon Javers yang dimuat di politico.com, sebuah media politik berpengaruh di Amerika, untuk menyambut terbitnya buku "The Lost Symbol" karangan Dan Brown. Walaupun ditulis dengan gaya novel, semua tokoh yang disebut adalah nyata. Dan peristiwa yang diceritakan, termasuk hasil wawancara, adalah benar-benar terjadi. Saya menerjemahkannya apa adanya dan tidak menambahkan komentar apapun di dalamnya. Soal interpretasi tulisan ini, saya serahkan kepada masing-masing pembaca.
Selamat membaca dan selamat berakhir pekan !
Keterangan : Gedung Capitol Hill - Kantor DPR dan Senat Amerika Serikat.
CHAPTER I
Reporter itu berjalan masuk ke kantornya, berharap menjalani rutinitasnya seperti biasa : segelas kopi, menelepon beberapa sumber, pokoknya rutinitas sehari-hari.
Namun sepertinya hari ini akan menjadi berbeda.
Editornya memiliki sebuah ide lain. Ide yang lebih "gelap".
Sang editor ingin sebuah artikel mengenai "The Lost Symbol", Novel terbaru Dan Brown yang bercerita tentang sebuah konspirasi oleh freemason di Washington.
Novel yang telah lama dinanti itu masih menampilkan Robert Langdon, tokoh utama dalam novel best seller Brown sebelumnya "The Da Vinci Code" dan "Angels and Demons".
Novel ini menceritakan mengenai sebuah pencarian yang dramatis di area sekitar kompleks monumen kuno Washington untuk mencari rahasia yang tersimpan sejak masa lampau oleh para Mason.
Namun editornya lebih tertarik kepada pertanyaan yang mendasar : Ada berapa banyakkah anggota freemason di kongres ?
Dan di antara mereka, adakah yang memiliki status sebagai Knight Templar - sebuah sub kelompok dari Mason yang mengklaim para Ksatria Templar sebagai leluhur mereka ?
Sekilas, reporter itu menyadari bahwa ia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari kemampuan yang dibutuhkannya untuk menemukan freemason di Capitol Hill - dan tentu saja menyelesaikan tulisannya sebelum deadline yang ditentukan.
Ya, sepertinya saya adalah satu-satunya orang yang dapat menulis kisah ini.
My God !
CHAPTER 2
Reporter itu lalu berpaling kepada alat penelitian eksotik yang juga digunakan oleh Langdon : Google.
Disana, ia menemukan sebuah petunjuk.
Sebuah video YouTube menunjukkan seorang pria, anggota kongres, sedang menerima sebuah penghargaan dari sesama Mason pada tahun 2008.
Pria itu adalah Joe Wilson, seorang anggota partai Republik dari South Carolina yang pernah meneriakkan "You Lie !" ketika presiden Barack Obama sedang berpidato. Wilson berkata bahwa ia adalah anggota dari Lodge Sinclair, West Columbia, South Carolina.
"Sejak 250 tahun yang lalu, Para Mason telah menjadi bagian yang penting dalam kepemimpinan di Amerika Serikat," Kata Wilson di video itu. "Tradisi mulia persaudaraan ini adalah refleksi dari fondasi dimana bangsa ini berdiri."
Reporter itu menghubungi kantor Wilson. Tidak ada jawaban, dan petugas di kantor Wilson menolak untuk berkomentar mengenai video itu.
Kemudian, reporter itu menghubungi nomor Dick Fletcher, sekretaris eksekutif dari Masonic Service Association, sejenis pelayanan informasi mengenai Mason.
Namun Fletcher berkata bahwa Freemason tidak menyimpan data mengenai anggota-anggota Mason yang memiliki kedudukan di pemerintahan. Namun ia juga mengatakan, bahkan kalaupun ada, ia tidak akan memberikannya karena alasan privacy.
Deadline mulai mendekat. Ada tekanan di dalam pekerjaan yang mungkin tidak dapat dipahami oleh orang lain.
Reporter itu lalu menghubungi figur penting lainnya, sejarawan senat bernama Don Ritchie. Namun Ritchie mengatakan bahwa ia juga tidak memiliki daftar Mason di kongres. Menurutnya, para politisi memang sejak lama tertarik masuk kelompok itu karena kekuatan organisasinya di akar rumput.
Beberapa saat kemudian, reporter itu mendengar bunyi peringatan dari komputernya dan melihat ke layar monitor dengan terkejut. Sebuah pesan elektronik muncul seperti sebuah mukjizat.
Pesan itu berisi kata-kata yang ditulis dalam bahasa Inggris, sebuah bahasa kuno yang kebetulan sangat dipahaminya.
Ternyata pesan itu adalah email yang berasal dari seorang sumber penting dan rahasia. Di dalamnya terdapat daftar nama-nama anggota freemason di kongres. Dan salah satu diantaranya adalah Knight Templar.
Tapi yang mana ya ?
CHAPTER 3
Reporter itu bergegas menuju satu tempat untuk menemukan jawaban : Gedung Capitol Hill.
Ia masuk ke gedung itu dan menemukan satu orang yang ada di dalam daftar nama yang dipegangnya - Anggota DPR bernama Eric Cantor.
Wakil partai Republik dari Virginia itu hanya memberikan sedikit kalimat misterius sambil naik ke lantai atas, persis di bawah lukisan besar George Washington.
George Washington, rekan Cantor yang juga dari Virginia mungkin adalah Mason paling termashyur di Amerika. Namun selain dirinya, 9 penandatangan Deklarasi kemerdekaan, termasuk Benjamin Franklin, dan 13 penandatangan konstitusi juga adalah Mason. Sama seperti 14 presiden Amerika yang juga adalah Mason.
Legenda mengatakan bahwa leluhur organisasi ini berasal dari para arsitek abad pertengahan. Keanggotaannya terbuka untuk semua agama, selama mereka mengakui keberadaan "Supreme Being" atau kekuatan yang lebih tinggi.
Organisasi ini juga telah lama menarik para penganut teori konspirasi yang percaya bahwa para Mason tertarik untuk mengendalikan dunia. Anggota-anggotanya, di lain pihak, mengatakan bahwa organisasi ini hanyalah sebuah organisasi sosial yang sederhana, walaupun memiliki kode dan jabat tangan rahasia.
"Saya bergabung dengan freemason sekitar 20 tahun yang lalu karena ayahku dan pamanku adalah anggota Lodge Richmond," Kata Cantor sambil menaiki tangga itu. "Tapi aku sudah lama tidak berpartisipasi. Saya terlalu sibuk." Ia mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apapun mengenai novel Dan Brown dan meneruskan langkahnya di tangga.
Reporter itu kemudian bergegas menuju lorong lainnya, The Senate Subway. Tidak lama kemudian, seseorang muncul dari dalam lorong itu. Ternyata ia adalah seorang anggota partai Demokrat, Senator John Tester. Ia juga seorang Mason.
"Saya sangat suka dengan upacaranya," Katanya. "Itulah yang membuat saya tertarik untuk bergabung." Ia mengatakan bahwa ayah mertuanya mengundangnya untuk bergabung dengan Mason pada tahun 1980an.
"Banyak bapa pendiri bangsa kita yang menjadi Mason. Mungkin untuk menunjukkan bahwa mereka suka memberontak dan tidak gampang diatur."
Namun Tester juga belum membaca novel Dan Brown. Ketika reporter itu bertanya kepadanya mengenai teori konspirasi, ia hanya berkata,"Saya tidak terlalu menaruh perhatian kesana." Tester menghilang ke arah lantai senat.
Reporter itu berpikir, Mungkin rekan Tester, Senator Chuck Grassley yang juga seorang Mason, bisa memberikan sedikit pencerahan.
Wakil partai Republik dari Iowa itu mengatakan bahwa bagian yang menarik dari perkumpulan itu adalah pandangan persaudaraannya.
"Ada Mason di seluruh dunia, bahkan di negara seperti Iran, dimana mereka mungkin menjadi gerakan bawah tanah. Hitler tidak suka dengan mason," Kata Grassley. Walaupun ritual freemason terlihat konyol bagi banyak orang - seperti peci merah yang dipakai para Mason - katanya,"Jangan menilai kami dari topi lucu yang kami kenakan."
Reporter ini mulai panik. Ia masih belum menemukan sang Knight Templar.
Ia bertekad untuk terus mencari.
CHAPTER 4
Sepertinya ia harus menghubungi sumber lain yang lebih tinggi untuk memecahkan misteri ini.
Reporter itu lalu menghubungi nomor telepon anggota DPR Howard Coble dari North Carolina. Ia adalah seorang anggota Mason level 33.
"Freemason adalah organisasi kelas satu," Kata Coble. "Jika manusia menjalankan kehidupan mereka sesuai dengan aturan mason, maka kita akan mengalami jauh lebih sedikit masalah, jauh lebih banyak solusi dan jauh lebih sedikit kekacauan."
Ordo Ab Chao : Order out of Chaos.
Keteraturan muncul dari Kekacauan.
Ia mengutip kredo masonic.
Sekarang sepertinya kita mengalami sedikit titik terang.
Reporter itu lalu terus bertanya meminta penjelasan. Coble berkeberatan. "Saya tidak bisa berbicara lebih jauh lagi," Katanya. "Saya tidak ingin diusir dari keanggotaan."
Ia menjelaskan bahwa saudara sesama Masonnya sangat toleran kepadanya. Karena terlalu sibuk untuk menghadiri pertemuan, ia pernah sampai lupa password untuk masuk ke Lodge North Carolina sampai-sampai mason yang lain harus memberikan jaminan untuknya.
"Saya bangga menjadi Mason," Kata Coble. "Namun saya tidak bangga dengan tingkat kehadiran saya."
CHAPTER 5
Reporter itu bergegas kembali ke nama lainnya yang ada di dalam daftar.
Anggota DPR Denny Rehberg, wakil dari Montana : Baru saja sembuh dari cedera karena kecelakaan berperahu. Ia menolak permintaan wawancara.
Anggota DPR Jeff Miller dari Florida : Unavalaible.
Senator Robert Byrd dari West Virginia : Baru saja masuk rumah sakit.
Reporter itu berdiri di atas karpet mewah di lobi, matanya menerawang ke arah pintu kaca di ruangan.
Tiba-tiba, ia melihat obyek pencariannya.
Ah, tentu saja, mengapa aku begitu bodoh ?
Sang Knight Templar berdiri di belakang House Chamber, sambil berbicara dengan rekan sesama partai Demokrat.
Inilah saatnya. Saat yang telah ditunggu-tunggu oleh reporter itu.
Anggota DPR Nick Rahall, seorang anggota partai demokrat dari West Virginia muncul dari ruangan itu.
Pria 60 tahun dengan alis lebat itu tidak terlihat seperti ksatria dari abad pertengahan. Bahkan, akar keluarganya berasal dari Libanon, bukan Eropa.
Namun Rahall adalah anggota freemason level 33 yang bergabung dengan perkumpulan rahasia itu sekitar 5 tahun sebelum ia mencalonkan diri menjadi anggota kongres tahun 1976.
"Ketika aku bergabung, ada banyak individu yang lebih senior yang membantuku. Kepada mereka, saya sangat berhutang budi sampai sekarang."
"Kami menyebut diri kami "travelers," Kata Rahall menjelaskan. "Untuk menjadi mason level 32 atau 33, ada banyak level yang harus dilewati sebelumnya. Dan jalan itu adalah jalan yang panjang."
Rahall mengatakan bahwa ia mendapatkan gelar level 33 lewat dua jalur : Lewat Scottish Rite dan York Rite. Itu adalah bagian dari tradisi freemason yang membuat Rahall menjadi Knight Templar.
Walaupun ia belum membaca novel Dan Brown, Rahall mengatakan bahwa ia mengerti mengapa freemason menarik begitu banyak teori konspirasi.
"Itu karena ada kode-kode untuk masuk ke dalam Lodge, dan semuanya dilakukan lewat ritual," Kata Rahall. "Para Mason sendiri turut andil dalam menciptakan mitos itu, padahal mereka mengetahui itu hanyalah sebuah mitos."
Reporter itu memberanikan diri untuk menanyakan pertanyaan terakhir.
Jadi, apakah ada yang namanya konspirasi global ?
"Tidak."
Tapi, jika ada, anda juga tidak akan mau memberitahukannya kepada saya kan ?
"Benar," Jawab Rahall sambil tersenyum.
Sang Knight Templar-pun berjalan menjauh ke lorong sambil tertawa geli.
END
0 comments:
Posting Komentar