ini jawabanya
Diilhami
hasil penelitian Feynman, seorang ahli komputer bernama Alfred
Bruckstein membuktikan secara matematis bahwa semut-semut yang datang
selanjutnya memang meluruskan jejak berkelok itu. Kesim-pulan yang
didapatnya sama: setelah beberapa ekor semut, panjang jejak dapat
diminimalkan menjadi jarak terpendek antara dua titik dengan kata lain,
membentuk garis lurus.86
Apa yang
diceritakan tadi tentu saja membutuhkan keahlian jika dilakukan oleh
manusia. Ia tentu harus menggunakan kompas, jam, maupun perlengkapan
yang lebih canggih lagi untuk menentukan suatu jarak. Orang ini harus
juga menguasai matematika. Berbeda dengan manusia, penunjuk jalan semut
adalah matahari, sedangkan kompasnya adalah cabang pohon dan tanda
alam lainnya. Semut mengingat bentuk tanda-tanda ini, sehingga dapat
menggunakannya untuk menemukan rute pulang terpendek, meskipun rute ini
benar-benar baru baginya.
Meskipun
kedengarannya mudah, sebenarnya cara ini sulit dijelas-kan! Bagaimana
mungkin seekor makhluk kecil seperti semut, yang tidak memiliki otak
maupun kemampuan berpikir dan mempertimbangkan, melakukan perhitungan
seperti ini?
Teknik komunikasi dengan jejak
(mengikuti jejak bau) sering digunakan oleh semut. Banyak contoh yang
menarik dalam hal ini
Semut yang
menemukan sumber makanan meninggalkan jejak senyawa kimia di tanah
melalui sengat pada bokongnya. Jejak yang dibuatnya membantu
teman-temannya menemukan sumber makanan.
Suatu
spesies semut yang hidup di gurun pasir di Amerika menge-luarkan bau
khusus yang diproduksi di kantung racunnya jika ia menemukan serangga
mati yang terlalu besar atau berat untuk di-bawanya. Teman-temannya
sesarang dari jauh dapat mencium bau yang dikeluarkan dan mendekati
sumbernya. Ketika jumlah semut yang berkumpul di sekitar mangsa sudah
cukup, mereka membawa serangga tersebut ke sarang
Ketika semut api
berpisah untuk mencari makanan, mereka meng-ikuti jejak bau selama
beberapa lama, lalu akhirnya berpisah dan mencari makanan
masing-masing. Sikap semut api berubah jika sudah mene-mukan makanan.
Kalau menemukan makanan, semut api kembali ke sarang dengan berjalan
lebih lambat dan tubuhnya dekat dengan tanah. Ia menonjolkan sengatnya
pada interval tertentu dan ujung sengat menyentuh tanah seperti pensil
menggambar garis tipis. Demikianlah semut api meninggalkan jejak yang
menuju ke makanan.
Bayangkan jika
seorang manusia ditinggalkan di hutan yang tidak dikenal. Walaupun
orang ini mengetahui arah yang harus dituju, ia akan kesulitan
menemukan jalan yang tepat dan mungkin saja tersesat. Selain itu, ia
juga harus melihat keadaan sekitar dengan hati-hati dan
mem-pertimbangkan jalan mana yang terbaik. Namun, semut bertindak
seolah-olah mengetahui benar cara menemukan jalan. Pada malam hari,
mereka dapat menemukan dan mengikuti jalan yang mereka tempuh saat
menemukan makanan pada pagi harinya, meskipun kondisinya berubah.