Di Medan, tepatnya di Bundaran
Petisah ada sebuah monumen bernama Guru Patimpus. Menurut penelitian
para ahli sejarah, Guru Patimpus adalah pendiri Kota Medan.
[lihat buku “Riwayat Hamparan Perak” karya Tengku Lukman Sinar, SH, 1971]
Nama lengkapnya Guru Patimpus Sembiring Pelawi (lahir di Aji Jahe,
hidup sekitar akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17), Guru Patimpus
berasal dari dataran tinggi Karo.
Ia menikah dengan seorang putri Raja Pulo Brayan dan mempunyai dua anak lelaki, masing-masing bernama Kolok dan Kecik.
Setelah menikah, Guru Patimpus Sembiring pelawi dan istrinya membuka
kawasan hutan antara Sungai Deli dan Sungai Babura yang kemudian menjadi
Kampung Medan.
Nama Medan berasal dari kata "Madan" (Madani: bahasa Arab. Sementara
menurut bahasa Melayu, Medan berarti tempat berkumpul). Nama ini dipilih
Guru Patimpus setelah memeluk Islam - sebelumnya ia mempunyai
kepercayaan Pemena.
Tanggal pendirian Kampung Medan (1 Juli 1590) akhirnya diperingati sebagai hari jadi kota Medan.
Sosok Sang Guru
Guru Patimpus bertubuh kekar, tinggi, gagah, dan berjiwa patriotik seperti seorang panglima.
Ia juga seorang Guru, yang dalam bahasa Karo berarti seorang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan, ilmu obat-obatan, ilmu gaib, dan memiliki kesaktian, namun Ia-nya berjiwa penuh kemanusiaan lemah lembut dalam bertutur kata, mempunyai karakteristik yang simpatik, berwibawa, berjiwa besar dan pemberani.
Hinggalah hari ini tak jelas letak kuburan Guru Patimpus. Ada yang mengatakan, kubur Guru Patimpus di Kecamatan Hamparan Perak Deli Serdang dan kuburannya diketemukan pada bulan Juli 2010 yang lalu , jadi setelah 420 tahun berlalu. Masalah ini masih diteliti.
Ironisnya, keberadaan monumen ini kurang menarik perhatian karena berada di tempat yang biasa-biasa saja. Wah, padahal itu monumen sang "founding father"-nya Medan, ya.
Sumber: http://www.apakabardunia.com/2012/03/rupanya-medan-dibangun-orang-karo.html?m=1
0 comments:
Posting Komentar