" SELAMAT HARI IBU "
Sekuntum melati, lambang kasih nan suci.
Ibu Indonesia, pembina tunas bangsa.
Berkorban sadar cita, tercapai dengan giat bekerja.
Merdeka laksanakan bhakti pada Ibu Pertiwi
Itulah penggalan Hymne Hari Ibu, pasti sangat familiar bagi para pegawai
negeri yang mengikuti Upacara Hari Ibu. Alasannya karena lagu itu
selalu dinyanyikan di setiap upacara peringatan hari Ibu.
Sekuntum melati, lambang kasih nan suci. Ehm sangat indah bukan, melati
yang harum mewangi sepanjang hari sebagai lambang kasih nan suci. Ya,
lambang Hari Ibu adalah setangkai bunga melati dengan kuntumnya. Secara
pasti tidak tahu sejarah kenapa melati dijadikan lambang Hari Ibu.
Lambang tersebut digunakan untuk menggambarkan 3 hal: Kasih sayang
kodrati antara ibu dan anak; Kekuatan, kesucian antara ibu dan
pengorbanan anak; Kesadaran wanita untuk menggalang kesatuan dan
persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara.
Padahal peringatan hari Ibu Indonesia sebenarnya dimaksudkan untuk
senantiasa mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda,
bahwa betapa besar jasa para pejuang perempuan mengangkat harkat dan
martabat kaum perempuan untuk memperjuangkan kesatuan, persatuan dan
kemerdekaan Indonesia. Hakekat Hari Ibu di Indonesia adalah nasionalisme
kaum hawa Indonesia. Benih2nya saat persiapan kemerdekaan dan masa
perang kemerdekaan.
Berbeda dengan sejarah ditetapkannya Hari Ibu, sekarang ini Hari Ibu
oleh bangsa Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai
jasa-jasa pejuang perempuan, tetapi juga jasa perempuan secara
menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri maupun sebagai warga negara,
warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai
pejuang dalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional.
Itulah maksud dari embel-embel 'Indonesia' di judul postingan ini. Ada Hari Ibu dan Hari Ibu Indonesia hihi
Yah perayaan yang umum sekarang ini lebih pada penghargaan kepada kaum
Ibu yang melahirkan kita, secara personal. Terlihat jelas dari status
teman-teman di facebook, tweet di twitter ataupun YM. Di Blackberry
Messenger juga tak kalah, semua pada mengganti pic profile dengan foto
bersama ibu/mamanya masing-masing.
“Selamat Hari Ibu…”, “Aku Sayang Ibu…” itu beberapa kalimat yang paling banyak muncul hari ini.
Setahun lalu, ditanggal yang sama, saya juga menulis post dengan judul
"Setiap Hari adalah Hari Ibu", bukan untuk mengecilkan peringatan Hari
Ibu ini tapi bagi saya setiap hari adalah hari spesial untuk ibu,
terlebih saya yang tidak setiap waktu bisa ketemu sama ibu karena
dipisahkan jarak :)
Ingin tau bagaimana sebenarnya sejarah Hari Ibu di Indonesia?
Pimpinan perkumpulan kaum perempuan tergugah untuk mempersatukan
diri dalam satu kesatuan wadah mandiri saat Sumpah Pemuda dan Lagu
Indonesia Raya dilantunkan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres
Pemuda Indonesia. Pada saat itu sebagian besar perkumpulan perempuan
masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.
Selanjutnya, atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan
kemerdekaan pada tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres
Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta. Salah satu
keputusannya adalah di bentuknya satu organisasi bernama Perikatan
Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).
Melalui PPPI terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk
secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan
martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang
bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat
perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.
Pada tahun 1929 PPPI berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri
Indonesia (PPII). Pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia
II di Jakarta. Kongres tersebut disamping berhasil membentuk Badan
Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama Perempuan
Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik
generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.
Pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Tahun 1946 Badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia di singkat
KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan
tuntutan zaman. Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22
Desember tersebut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan
Pergerakan Perempuan Indonesia.
Selanjutnya, dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden
Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur
tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal
22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur.
Pada kongres di Bandung tahun 1952 diusulkan dibuat sebuah monumen.
Tahun berikutnya dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Balai
Srikandi oleh Ibu Sukanto (Ketua Kongres Pertama). Kemudian diresmikan
oleh Menteri Maria Ulfah (Menteri Perempuan Pertama yang diangkat tahun
1950) tahun 1956.
Akhirnya pada tahun 1983, Presiden Soeharto meresmikan keseluruhan
kompleks monumen itu menjadi Mandala Bhakti Wanitatama di Jl. Laksda
Adisucipto, Jogjakarta.
Sejarah tersebut juga dimuat di situs kantor www.setneg.go.id
Sumber:
http://www.hanggaady.com/
Cari Misteri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar