Sperma yang terlalu cepat berenang bisa mati di tengah jalan, tapi sperma yang terlalu lambat juga bisa ketinggalan dan kehilangan kesempatan menemui sel telur.
Peneliti berhasil menemukan pedal akselerator yang mengontrol kecepatan sperma. Temuan ini bisa jadi cara baru untuk meningkatkan libido pria atau menciptakan obat kontrasepsi pria.
Peneliti menemukan senyawa kimia Hv1 yang memicu sperma untuk berenang dan mengontrol kecepatannya dalam beradu dengan sperma lain menuju sel telur. Dengan mengontrol kecepatan sperma, risiko sperma mati sebelum mencapai sel telur bisa dikurangi.
"Molekul yang bertanggung jawab mengatur kecepatan sperma ini punya fungsi ganda. Di satu sisi dengan menghambat aktivasi molekul tersebut, maka fertilisasi bisa dicegah dan bertindak sebagai kontrasepsi. Di sisi lain dengan memicu molekul itu kecepatan sperma bisa bertambah dan meningkatkan terjadinya fertilisasi," ujar Dr Yury Krichok dari University of California seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (5/2/2010).
Kecepatan sperma ditentukan oleh gerakan ekornya. Sementara itu gerakan ekor dipengaruhi oleh keasaman dalam tubuh. Semakin rendah suasana asam dalam tubuh maka sperma akan bergerak lebih cepat.
Hasil temuan peneliti yang dimuat dalam Journal Cell adalah molekul Hv1 yang berfungsi sebagai pintu gerbang masuknya senyawa asam ke ekor sperma.
Dengan mengontrol molekul Hv1 tersebut, maka senyawa asam yang masuk ke ekor sperma bisa dikontrol dan akhirnya mempengaruhi kemampuannya berenang.
"Ini adalah penemuan yang sangat berguna karena bisa dikembangkan menjadi teknik kontrasepsi pria sekaligus meningkatkan mortalitas sperma bagi sperma yang tidak bisa berenang dengan normal," kata Dr Allan Pacey, pakar fertilitas pria dari University of Sheffield.
Detik.com
Peneliti berhasil menemukan pedal akselerator yang mengontrol kecepatan sperma. Temuan ini bisa jadi cara baru untuk meningkatkan libido pria atau menciptakan obat kontrasepsi pria.
Peneliti menemukan senyawa kimia Hv1 yang memicu sperma untuk berenang dan mengontrol kecepatannya dalam beradu dengan sperma lain menuju sel telur. Dengan mengontrol kecepatan sperma, risiko sperma mati sebelum mencapai sel telur bisa dikurangi.
"Molekul yang bertanggung jawab mengatur kecepatan sperma ini punya fungsi ganda. Di satu sisi dengan menghambat aktivasi molekul tersebut, maka fertilisasi bisa dicegah dan bertindak sebagai kontrasepsi. Di sisi lain dengan memicu molekul itu kecepatan sperma bisa bertambah dan meningkatkan terjadinya fertilisasi," ujar Dr Yury Krichok dari University of California seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (5/2/2010).
Kecepatan sperma ditentukan oleh gerakan ekornya. Sementara itu gerakan ekor dipengaruhi oleh keasaman dalam tubuh. Semakin rendah suasana asam dalam tubuh maka sperma akan bergerak lebih cepat.
Hasil temuan peneliti yang dimuat dalam Journal Cell adalah molekul Hv1 yang berfungsi sebagai pintu gerbang masuknya senyawa asam ke ekor sperma.
Dengan mengontrol molekul Hv1 tersebut, maka senyawa asam yang masuk ke ekor sperma bisa dikontrol dan akhirnya mempengaruhi kemampuannya berenang.
"Ini adalah penemuan yang sangat berguna karena bisa dikembangkan menjadi teknik kontrasepsi pria sekaligus meningkatkan mortalitas sperma bagi sperma yang tidak bisa berenang dengan normal," kata Dr Allan Pacey, pakar fertilitas pria dari University of Sheffield.
Detik.com
0 comments:
Posting Komentar