NABI DAN RASUL - ABJAD ARAB
“
Hanya 25 Nabi dan Rasul yang namanya disebutkan jelas dan wajib diimani
bagi Muslim. Enam diantaranya, terpilih menjadi judul surat. Satu hal,
sangat menarik, nama Nuh, Ibrahim dan Muhammad, dalam urutan abjad Arab -
menunjukkan jumlah ayat masing-masing surat di Kitab Mulia. Ini bentuk
kode lain dari kripto”.
Senin 7 Juni 2010
Peringatan : Materi Rumit !!
Mari kita mulai dengan sesuatu yang tidak lazim, tetapi penting untuk dipahami.
Jika saja planet Bumi ini boleh kita sebut sebagai wilayah satu RT,
Rukun Tetangga – maka kita berada di RT 03, karena planet Bumi ada
diurutan ke-3 dari Matahari. Rukun Warga Tata Surya, pada kelurahan
Galaksi Bima Sakti. Alam Semesta ini terdiri dari ratusan miliar Galaksi
– kelurahan - baik kecil, sedang atau besar. Tiap Kelurahan Galaksi
memiliki rata-rata ratusan milyar Bintang (RW). Matahari adalah salah
satu Bintang di jagad raya. Jadi betapa luasnya jagad raya ini – tidak
terbayangkan.
Planet Bumi yang didiami oleh manusia seperti kita ini
– hanyalah Titik Biru (Blue Dot) dialam semesta – bahkan lebih kecil
dari itu.
Bayangkan begini.
Pada suatu hari Penguasa,
sekaligus Pemilik, Pemelihara dan Pencipta Jagad Raya dan isinya ini
(Rabb) berkehendak untuk mengirim utusannya (Rasul) yang membawa berita
(Naba) ke Bumi, antara lain, memperkenalkan Pemilik Jagad Raya,
menyampaikan Kabar Gembira dan Kabar Peringatan, termasuk pelajaran
etika dan moral ke masyarakat dilingkungan Bumi, RT 03.
Kata
“Nabi” berasal dari kata “naba”, ada yang mengartikan “berita” dan ada
yang mengartikan “dari tempat yang tinggi” atau “wawasan yang luas”.
Sedangkan wawasan jauh kedepan – disebut “nubuwwah”. Sementara Rasul
berasal dari kata “risala”, atau risalah atau “penyampaian”, berupa
firman Illahi – yang wajib disampaikan kepada umat yang dituju. Seorang
Rasul pasti ia seorang Nabi, tetapi Nabi belum tentu seorang Rasul.
Dalam konsep Islam, Adam as adalah duta yang turun ke Bumi dan
dijadikan “khalifah” pertama, karena Adam adalah orang yang “berwawasan
luas” atau seorang “Nabi”, berbudaya, berakal dan mengenal agama.
Kemudian setelah itu, Nabi dan Rasul “dipilih dari masing-masing kaum”
(Qs,013:007) yang umumnya ada pada kawasan yang peradabannya tinggi,
tetapi masyarakatnya menyimpang dari ajaran-ajaran sebelumnya.
Tradisi Islam mengatakan ada sekitar 124 ribu Nabi di Bumi
(diriwayatkan oleh Muhammad bin Al-Husain dari cerita Abu Dzar r.a) dari
berbagai jaman dan kaum, diantaranya ada 315 Rasul. Setiap kaum dan
jaman selalu ada ” pemberi peringatan” dan yang “memberi petunjuk” (Qs,
013:007) (Qs, 035:024). Namun tidak semua Nabi diberitakan oleh Kitab
Mulia (Qs 004:164), dan menurut Ulama yang wajib diimani adalah 25 nama
yang disebutkan secara jelas. Kita juga diberitahu, terdapat sejumlah
Nabi, yang gugur dalam tugasnya. Dibunuh oleh kaumnya sendiri tanpa
alasan yang benar (Qs, 004: 155). Juga disebutkan, seorang yang beriman
(mu’min) warga Mesir Kuno sejaman Musa dan Harun dan masih keluarga
Fir’aun (Pharaoh) dinasti ke-19, yang menurut sejumlah Ulama – ia adalah
Nabi juga (Qs, 040: 028, 030-031). Serta, barangkali pembaca akan heran
– ada 3 Rasul yang melakukan tugasnya, namanya tidak disebut. Para
penafsir seperti Dr Quraish Shihab, menduga mereka bertugas kedaerah
jajahan Yunani, Romawi Timur (kawasan Turki sekarang) bahkan Ke Eropa
Barat hingga Rusia, diawal Masehi (Qs, 036: 013 – 019) .
Secara
khusus, Nabi dan Rasul yang yang namanya disebut dalam Kitab Mulia –
adalah dari jalur keturunan Semith atau Syam (dalam bahasa Arab), putra
nabi Nuh as. Misalnya, Ibrahim (Abraham), Luth (Loth), Musa (Moses),
Daud (David), Sulaiman (Solomon), Isa (Yesus) hingga Muhammad (Ahmad).
Nama 25 Nabi dan Rasul dalam Islam dimulai dari Adam as, berasal dari
kata “adamah” bahasa Ibrani, artinya “tanah”. Artinya makhluk yang
diciptakan dari “unsur tanah”. Sebagaimana diketahui, basis pembentukan
DNA adalah unsur Karbon (C) yang terdapat pada tanah (Sir Martin Rees).
Dengan demikian kita dapat menduga banyak nabi yang dikirim oleh
Penguasa Jagad raya ini, tersebar dan namanya tidak dikenal, termasuk
misalnya Nabi yang boleh jadi dipilih dari bangsa China, Mesir, India,
Persia, bangsa Maya atau Aztek di Amerika Latin.
Salah satu
Nabi Mesir Kuno yang disebut-sebut sejumlah ilmuwan sejarah adalah
Amenhotep ke-4 atau yang dikenal dengan nama Akhenaten, atau Pharaouh
(Fir’aun) dinasti ke-18 Mesir Kuno 3300 tahun yang lalu (1352 – 1336 SM)
yang mengajarkan agama “Satu Dewa” . Seratus tahunan sebelum Musa
datang. Disebut Athen – atau Thian (Cina) dan diterjemahkan sebagai
Tuhan dalam bahasa Indonesia.
Athen tersebut didefinisikan sebagai
“Dewa Pencipta Langit dan Bumi” digambarkan dengan simbol satu Matahari
yang bersinar keseluruh alam semesta. Ajaran cikal bakal monoteis
pertama yang dikenal oleh sejarah Mesir kuno. Dimana jauh sebelumnya
dilakukan oleh Yusuf (Yoseph), etnis yang berbeda, yang pernah menjadi
Raja Muda di Mesir Kuno dengan cara yang lebih baik. Akhenaten berarti
hamba Tuhan” dalam bahasa Arab artinya serupa dengan “Abdullah”. Sayang
pemerintahannya tidak lama, karena menentang arus utama , yaitu
kepercayaan “banyak Dewa” atau “gods”. Bahkan kuburannya dipisah dari
makam Keluarga Kerajaan di Lembah Nil.
Itulah cerita ringkas,
seluk beluk tentang Nabi, sebelum kita membahas kripto Kitab Mulia yang
berhubungan dengan Nabi dan Rasul.
Nah….dari 25 nama Nabi dan
Rasul yang namanya diberitakan Kitab Mulia, ternyata yang dipilih
menjadi judul surat dalam al Qur’an hanyalah 6 saja, yaitu : Yunus
(Yonah) nomor surat 10, Hud nomor surat 11, Yusuf (Yoseph) nomor surat
12, Ibrahim (Abraham) nomor surat 14, Muhammad (Ahmad) nomor surat 47
dan Nuh (Noah) nomor surat 71.
Apa keunikannya?
Kita
sekarang membahas tentang kripto, dari kata “cript” yang artinya
“tersembunyi”. Kripto adalah bahasa tersembunyi berupa simbol, angka,
abjad atau tanda lainnya, misal pengulangan untuk memberi isyarat
tertentu, salah satunya verifikasi dan otentitas suatu dokumen.
Ada tiga nama Nabi yang sekaligus menunjukkan jumlah ayat dalam surat. Inilah menurut bahasa kripto, yang paling utama.
Nama Nuh (Noah), Ibrahim (Abraham) dan Muhammad yang posisi nomor
suratnya “terlihat acak” sebagian ilmuwan menyebutnya “independent” (71,
47, 14), justru nama abjadnya menunjukkan jumlah ayat. Ini hanya dapat
di buka oleh susunan abjad Arab yang spesifik yang hanya populer
dikalangan ilmuwan.
Ada dua versi susunan abjad Arab yang
dikenal di Indonesia, yang paling populer adalah susunan yang dimulai
dengan Alif (A), Baa (B), Taa (T) dan Tsaa (Ts) dan seterusnya, hingga
semua 28 huruf Arab. Susunan ini yang biasa diajarkan disekolah-sekolah
agama Islam, pesantren, masjid dan UIN. Versi kedua, tidak diketahui
oleh khalayak ramai, ini hanya diketahui dilingkungan para akademisi.
Tetapi justru susunan ini, yang yang terbukti dapat digunakan sebagai
“cipher” atau pembuka kode sandi (kripto) al Qur’an. Terdiri dari 28
huruf Arab, dimulai dengan Alif (A), Baa (B), Jiim (J) dan Daal (D),
dari keempat susunan huruf tersebut muncul kata “ABJAD” atau yang
bermakna “HURUF”.
Susunan lengkap sebagai berikut, mengikuti transliterasi Departemen Agama:
(1)Alif, (2)Baa, (3)Jiim, (4)Daal), (5)Haa (seperti pada haadzaa),
(6)Waw, (7)Zaay, (8)Haa (seperti pada hasanatun), (9) Thaa, (10)Yaa,
(11)Kaaf, (12)Laam, (13)Miim, (14)Nuun, (15)Siin, (16)’Ain, (17)Faa,
(18)Shaad, (19)Qaaf, (20)Raa,(21)Syiin, (22)Taa, (23)Tsaa, (24)Khaa,
(25)Dzaal, (26)Dhaad, (27)Zhaa, (28)Ghain.
Susunan diatas yang
berupa “cypher” telah dikenal lama ribuan tahun yang lalu, karena
terdapat pada artifak kuno yang ditemukan dikota lama Ebla, ibu kota
kuno Siria, tahun 325 SM. Kurang lebih sama tuanya dengan hirogliph yang
dikenal di Mesir kuno. Serupa yang digunakan oleh bahasa Ibrani, dan
Aramik. Susunan Arab ini awalnya hanya 22 huruf saja, kemudian
diperbarui dan ditambah 6 huruf lagi semasa dinasti Nabatea di Yordania –
Nabatea diambil dari salah satu keturunan Ismail as “Nabit” yang
mendirikan dinasti Nabatea. Kira-kira demikian sejarah singkat susunan
abjad Arab.
Mengapa disebut pembuka kode, atau cipher?
Mari kita lihat.
Nama NUH terdiri dari 3 abjad Arab, Nuun (14), Waw(6) dan Haa (8).
Lihat tabel urutan diatas, jumlah angkanya adalah, 14 + 6 + 8 = 28, dan
28 adalah jumlah ayat pada surat Nuh.
Nama IBRAAHIM dalam bahasa
Arab terdiri dari 7 abjad, Alif (1), Baa (2), Raa (20), Alif(1), Haa
(5), Yaa (10) dan Mim (13). Haa disini tidak sama dengan Haa pada nama
Nuh. Jumlah angkanya adalah, 1 + 2 + 20 + 1 + 5 + 10 + 13 = 52. Kita
tahu jumlah ayat surat Ibrahim juga 52.
Apakah ini kebetulan?
Jawabnya , tidak. Ini contoh lain.
Perhatikan nama MUHAMMAD. Terdiri dari 4 abjad Arab, Mim (13), Ha (8),
Mim (13), dan Daal (4). Jumlah angka urutannya adalah, 13 + 8 + 13 + 4 =
38. Demikian juga, surat Muhammad memiliki jumlah ayat 38.
Ini
adalah bentuk kripto sendiri yang mengatakan kepada pembaca beriman,
bahwa penyusun Kitab ini bukan manusia, apalagi manusia abad ke-7. Kita
tidak dapat membayangkan, berpikirpun tidak, bahwa nama-nama Nabi
tertentu sesuai dengan jumlah ayat pada surat yang berjudul nama Nabi
tersebut.
Bagi pembaca yang memahami bahasa angka, kode diatas
menunjukkan bahwa nama-nama yang disebut diatas adalah benar Nabi atau
Rasul adanya. Menurut bahasa Kripto, hanya 3 Nabi yang memiliki
keistimewaan, selain dipilih sebagai judul surat juga namanya
menunjukkan jumlah ayat masing-masing surat.
Kitab Mulia
memiliki kripto bervariasi, (1) ada yang menggunakan bilangan prima, (2)
simbol abjad, (3) al jum’al atau nilai abjad Arab, (4) kode biner, (5)
angka-angka ajaib dalam matematika, (6) pengulangan kata atau kalimat
tertentu dan (7) seperti contoh diatas, dengan urutan abjad Arab. Semua
ini dikombinasikan dengan gaya bahasa, nada dan irama serta isi dan
makna yang membentuk satu kesatuan, sedemikian rupa – hingga sulit
ditiru oleh siapa saja.
Salam
Arifin Mufti
West Java, Indonesia.
www.facebook.com/topic.php?uid=56010311874&topic=14954
Tidak ada komentar:
Posting Komentar