Bencana Alam Atau Musibah Manusia Ternyata Bukanlah Gejala Alamiah


tornadoAda konsepsi kuno yang menyatakan bahwa rusaknya moralitas serta perilaku manusia yang jahat dapat menimbulkan amarah penguasa alam. Alam yang murka akan menyatakannya dengan menimbulkan gempa bumi. Bencana kekeringan dan banjir serta bencana-bencana alamiah lainnya. Semua gejala alam ini merupakan suatu peringatan penguasa alam semesta terhadap manusia.

Pada zaman dahulu jika dunia sudah tidak tenteram lagi maka kaisar langit akan mengeluarkan pengakuan dosa dengan melaksanakan pertanggungjawaban dan introspeksi diri terhadap rakyat biasa untuk menghormati takdir dengan keyakinan bahwa segala perbuatan baik dan jahat ada karmanya.

Sebagai contoh, pada saat Khang Si masih berkuasa terjadi gempa bumi pada suatu tahun di Beijing. Khang Si berkata pada pejabat istananya, "Aku tidak menghormati kearifan, roda pemerintahan tidak berjalan sebagaimana mestinya hingga gempa bumi memberi peringatan secara mendadak di tengah-tengah suasana yang tenang.
Hingga tibalah pada masa sekarang, dan dikarenakan munculnya bukti nyata dalam ilmu pengetahuan. Maka kearifan pada zaman kuno telah dilupakan banyak orang secara perlahan-lahan. Ada yang mempropagandakan dengan apa yang disebut bahwa manusia melebihi alam. Namun pada kenyataannya masalah manusianya sendiri saja sudah tidak beres malah masih mempropagandakan bahwa manusia melebihi alam. Jika mendatangkan bencana di masyarakat atas politik yang sewenang-wenang maka manusia akan melemparkan tanggung jawabnya pada Yang di Atas dengan mengatakan bahwa bencana alamiah sudah terjadi dalam 3 tahun. 
Pada kenyataannya segala bencana alam yang terjadi semuanya berhubungan dengan perilaku manusia yang tidak sehat. Jika saja manusia menaruh perhatian pada moralitasnya, menyadari dan berlaku jujur serta bermasyarakat dengan polos dan sederhana. Maka tidak akan timbul begitu banyak bencana alam maupun musibah manusia. Malah sebaliknya akan timbul lebih banyak kelancaran dalam masyarakat yang aman sentosa. Karena itu itu, apa yg disebut dengan hakikat hukum pada bencana alam merupakan dalih dari manusia yg menolak atas kesalahannya sendiri.

Bukan Terjadi Kebetulan

Perilaku manusia akan menimbulkan beberapa akibat. Penampilan beberapa akibat ini di setiap peristiwa yang terjadi pada ruang hampa kita seperti misalnya malapetaka, kecelakaan, wabah penyakit, dan perang dan lain-lain. Manusia adalah jiwa pada ruang dimensi kita yang bisa berkarakteristik dengan kuat. Dan manusia mempengaruhi segalanya, maka dari itu segala peristiwa yang terjadi pada ruang dimensi semuanya berhubungan erat dengan manusia itu sendiri, yang mana semuanya terjadi karena manusia. 

Di antara perilaku dan akibat yang pasti memiliki hubungan yang sangat erat, dan mempunyai hubungan sebab akibat yang dalam. Di antara itu semua telah mencerminkan bahwa dunia mempunyai prinsip keadilan dan kejujuran serta bersifat teratur. Jika seseorang dalam seumur hidupnya selalu berbuat jahat dan sewenang-wenang lalu meninggal, apa yang akan terjadi? Kenapa manusia harus menekankan dan memperhatikan masalah moral? Dunia kita ini apakah masih bisa dipertahankan? Bagaimana manusia harus melakukan pilihan berbuat sesuatu keputusannya pada diri sendiri?


Terhadap timbulnya akibat baik maupun buruk dari segala perilaku sendiri, semua ini yang pada akhirnya akan dinikmati atau ditanggung oleh diri sendiri. Semua ini merupakan suatu hal yang adil dan juga cukup serius. Kita hidup di sebuah dunia yang tertib dan teratur yang sesuai dengan karakter alam semesta yang sejati, baik dan sabar. Jadi tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan, semua ada hubungan sebab-akibatnya berdasarkan perbuatan yang telah dilakukannya. Musibah yang dialami manusia dan segala hal yang berhubungan dengan manusia semuanya timbul karena perbuatan manusia itu sendiri. Di saat alam akan memberikan karma balasan pada manusia maka manusia akan beranggapan bahwa semua itu merupakan suatu gejala alam.

Contoh Karma Balasan

Kekejaman yang tak berperikemanusiaan dalam sejarah Kaisar Qinsh di Tiongkok cukup dikenal luas. Sebelum tarikh Masehi tahun 213, dia melancarkan pembakaran buku-buku Konghucu yang menyebabkan timbulnya awan dan debu yang menutupi tanah dewata di Tiongkok dan sinar api menjulang tinggi di angkasa. Berdasarkan catatan sejarah, musim panas waktu itu juga merupakan musim yang paling panas dalam sejarah di masa dinasti Qin.

Tragisnya Kaisar Qin berdalih tak beralasan dan merasa dirinya paling hebat, hingga pada akhirnya meninggal secara tiba-tiba. Jenazahnya menebarkan bau busuk ke mana-mana pada waktu dikirim kembali ke ibu kota kerajaan.

Pada tahun 1988 India mengadakan uji coba peledakan nuklir yang menyebabkan rusaknya lingkungan yang cukup parah. Dan setelah itu suhu negara tersebut mengalami kenaikan yang menyebabkan banyaknya orang yang meninggal karena kepanasan. Sedangkan di Beijing, China suhunya mengalami kenaikan hingga hampir 2 bulan lamanya setelah dimulainya penindasan terhadap pengikut Falun Gong pada Juli 1999. Dalam 3 tahun terakhir ini dengan disertainya peningkatan penindasan yang tiada henti, bencana alam dan musibah manusia terus meningkat di China seperti misalnya munculnya wabah penyakit (terakhir ini SARS), banjir, suhu yang tinggi, bencana belalang dan lain-lain yang terus terjadi secara silih berganti tiada henti. Kondisi bencana yang semakin parah terjadi dari tahun ke tahun. Badai pasir dan debu pada tahun lalu semakin menggulung lebih dari separuh negeri China. 

China juga pernah mengalami bencana banjir yang paling parah dalam 4 tahun terakhir ini yang menyebabkan kerugian materi hingga mencapai US$ 2 miliar, dan lebih dari 1.000 orang meninggal. Nasib pejabat kepolisian yang alasannya melaksanakan perintah dengan menindas dan memukuli terhadap orang-orang yang tidak berdosa juga mulai mendapat buah karmanya. Seperti misalnya; banyak sekali perwira staf dan tentara yang mengeksekusi serta tukang pukul kepolosian yang dibawa secara rahasia ke tempat yang terpencil untuk dibunuh dan setelah itu mengatakan kepada pihak keluarganya bahwa mereka meninggal dalam menjalankan tugas sebagai alasan. Dan para pejabat kepolisian yang secara langsung telah menindas para pengikut Falun Gong juga banyak sekali yang mengalami musibah. 

Contoh peristiwa dialami oleh polisi bermarga Zang dari Provinsi Liaw Ning, Kec. Thie Ling. Ia sering kali memfitnah Falun Gong dengan menindas dan memukuli para pengikut Falun Gon, namun tiba-tiba ia mengidap suatu penyakit fatal yang tidak bisa disembuhkan, dan mengalami penderitaan yang akhirnya meninggal. Di saat kematiannya, bagian tubuh mayat cukup baik, hanya bagian mulutnya yang mengalami kehancuran yang membuat orang merasa ngeri untuk memandangnya, ini merupakan karma balasan pada mulutnya yang memfitnah. Hal yang sama dialami Kapolda Han Kuang Qing dari kepolisian Provinsi Hei Lung Ciang, Kec. Pao Qing,yang mana dalam penindasannya terhadap para pengikut Falun Gong selama 2 tahun ini pernah mengalami kecelakaan mobil hingga patah tulangnya, akan tetapi tetap tidak menyadari guna memperbaiki kesalahannya, hingga akhirnya mendadak meninggal karena suatu penyakit sebelum perayaan imlek tahun lalu.
Dikarenakan welas asih maka "dewa" memberikan peringatan kepada manusia. Karena adil dan jujur maka tiada tempat bersembunyi bagi orang jahat untuk menghindar di tengah-tengah balasan yang akan diterimannya. Jadi sisakan sebuah jalan kehidupan untuk diri sendiri, jangan hanya dikarenakan sedikit keuntungan atau kesalahan dalam selintas pikiran, lalu menyebabkan penyesalan seumur hidup pada diri sendiri!

Sumber : http://erabaru.net/kehidupan/41-cermin-kehidupan/3488-bencana-alam-dan-musibah-manusia-bukan-gejala-alamiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar