Agan-agan senior pasti menganggap quicksand adalah produk alam yg mematikan tp smwnya dimentahkan oleh ahli kita dbawah ini. ok dech kita serahin ma ahli kita dbawah ini untuk mengeluarkan unek-uneknya
nggota tim yang ditelan Quicksand (pasir hidup) dalam sebuah film Hollywood adalah murni rekaan dalam film kerap dapat kita saksikan pemandangan yang menyeramkan. wisatawanyang mengalami nasib malang terperangkap dalam pasir hidup, pada saat yang kritis ini, jika tidak segera memegang dahan pohon di dekatnya atau tali yang dilontarkan teman,maka dalam sekejab mataseluruh tubuh akan lenyap tak berbekas ditelan pasir hidup Dan dalam artikel yang dimuat di majalah Nature Inggris baru-baru ini menyebutkan, melalui pembuktian eksprimen oleh ilmuwan Van der Wasayman dari lembaga riset Universitas Amsterdam, Belanda, bahwa yan g disebut “pasir hidup menelan manusia” itu tidak lebih hanya rekaan semata para seniman. Jika seseorang terperangkap dalam pasir hidup, paling hanya terperosok sampai sebatas pinggan g, dan pemandangan penyelamatan dari pasir hidup dalam film lebih tidak bisa dipercaya. Pasir hisap pada dasarnya pasir biasa yang bercampur air sehingga ikatan antar partikelnya berkurang dan tidak mampu menahan beban tertentu. Campuran tersebut seringkali ditemukan di delta atau sekitar sungai-sungai besar. Pasir hisap juga dapat terbentuk setelah gempa bumi yang menyebabkan air dari reservoir di dalam tanah merembes ke permukaan tanah. Pasir hisap
menjadi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan ambruknya jembatan atau bangunan.
Untuk penyegaran kita liat dlu y iklan-iklan d bawah ini:
nggota tim yang ditelan Quicksand (pasir hidup) dalam sebuah film Hollywood adalah murni rekaan dalam film kerap dapat kita saksikan pemandangan yang menyeramkan. wisatawanyang mengalami nasib malang terperangkap dalam pasir hidup, pada saat yang kritis ini, jika tidak segera memegang dahan pohon di dekatnya atau tali yang dilontarkan teman,maka dalam sekejab mataseluruh tubuh akan lenyap tak berbekas ditelan pasir hidup Dan dalam artikel yang dimuat di majalah Nature Inggris baru-baru ini menyebutkan, melalui pembuktian eksprimen oleh ilmuwan Van der Wasayman dari lembaga riset Universitas Amsterdam, Belanda, bahwa yan g disebut “pasir hidup menelan manusia” itu tidak lebih hanya rekaan semata para seniman. Jika seseorang terperangkap dalam pasir hidup, paling hanya terperosok sampai sebatas pinggan g, dan pemandangan penyelamatan dari pasir hidup dalam film lebih tidak bisa dipercaya. Pasir hisap pada dasarnya pasir biasa yang bercampur air sehingga ikatan antar partikelnya berkurang dan tidak mampu menahan beban tertentu. Campuran tersebut seringkali ditemukan di delta atau sekitar sungai-sungai besar. Pasir hisap juga dapat terbentuk setelah gempa bumi yang menyebabkan air dari reservoir di dalam tanah merembes ke permukaan tanah. Pasir hisap
menjadi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan ambruknya jembatan atau bangunan.
Untuk penyegaran kita liat dlu y iklan-iklan d bawah ini:
:kimpoi:
Pasir hidup adalah mekanisme paling unik alam semesta, ia mungkin terpendam di pantai tepi sungai atau bahkan mungkin di halaman belakang sekitarn ya, dengan tenang menunggu orang-orang mendekat, membuat orang sulit maju ataupun mundur. Pada tahun 1692, di pelabuhan Jamaika, pern ah terjadi pasir hidup yang terbentuk dari larutan tanah akibat gempa,belakangan men yebabkan 1/3 kota hilang, dan tragedi yang menewaskan 2000 jiwa manusia. Danau yang tampak tenang di selatan Inggris, fyord atau teluk sempit di Alaska yang indah tapi berbahaya dan daerah lainnya pernah terjadi peristiwa manusia terperangkap ke dalam pasir hidup. Namun, sebagian besar orang kerap tidak pernah menjumpai pasir hidup, apalagi menyaksikan sendiri orang terperosok ke dalam pasir hidup atau mengalaminya sendiri. Kesan orang-orang terhadap pasir hidup terutama berdasarkan berbagai film yang ditontonnya. Suasana atau pemandangan yang diciptakan dalam film melukiskan pasir hidup adalah suatu momok yang
dapat mengisap manusia ke lubang tak berdasar. Jika terperosok ke dalam, kadang-kadang tidak dapat melepaskan diri, dan san g r ekan han ya bisa termenung menyaksikan korban ditelan p asir
dalam sekejap. Namun, kemungkinan seseorang tenggelam ke dalam pasir hisap bisa dikatakan nol. "Gambaran Holywood salah," kata Thomas Zimmie, seorang ahli mekanika tanah di Ransellar
Polytechnic Institute di Troy, New York. Akan larut jika permukan Quicksand terganggu.
Dalam perjalanan liburannya ke Iran, seorang ilmuwan dari Universitas Amsterdam,Belandayakni Daniel Bonn pernah menemui seorang gembala setempat. Sang gembala menunjuk pasir
hidup sambil berkata pada Bonn, bahwa pernah ada unta terperosok ke dalam kemudian lenyap tak berbekas. Atas hal ini Bonn setengah percaya setengah curiga, lalu segera ia melakukan penyelidikan terkait setelah kembai ke negaranya.
Ia membawa sampel pasir ke Belanda dan menganalisis komposisinya. Setelah menemukan bahwa campuran tersebut terdiri atas pasir berkualitas tinggi, tanah liat, dan air garam, Bonn bersama timnya membuat tiruan pasir hisap dalam jumlah besar.
Ia mengamati dan menganalisa dengan cermat puluhan film yang melukiskan pemandanganpasir hidup yang menelan manusia itu, dan mendapati bahwa gambaran yang dilukiskan film-film ini sepenuhnya salah dan keliru. Kemudian, di dalam laboratoriumnya, Bonn mencampurkan pasir, tanah liat dan air garam, membentuk sebuah maket pasir hidup dalam ruangan kecil untuk diteliti.
Setelah percobaan secara berulang-ulang, personel peneliti yang dipimpin Bonn mendapati,bahwa perlu waktu beberapa hari untuk mbuat pasir menjadi lengket. Sebaliknya sangat mudah
kalau hendak menghilangkan viskositasn ya (sifat merekat), yakni cukup diberi tekanan yang pasdi permukaannya. Permukaannya akan segera “larut” dengan cepat jika mendapat gangguan
gerak, pasir di permukaan akan menjadi gembur (lembek), dan pasir di lapisan yang dangkal juga akan merosot ke bawah dengan cepat.
Gerakan perpindahan ini membuat benda yang bergerak di permukaan pasir tenggelam ke bawah, kemudian seiring dengan meningkatnya kedalaman penenggelaman tersebut, pasir yang jatuh ke bawah melalui gerakan perpindahan dari lapisan atas perlahan-lahan akan menyatu, lalu
akan menciptakan endapan yang tebal, sehingga viskositas atau sifat merekat pasir bertambah cepat, mencegah obyek terperosok lebih jauh.
Butuh kekuatan mengangkat sebuah mobil
Menurut hasil penelitian, bahwa orang yang terperosok ke dalam pasir hidup umumnya tidak bisa bergerak, densitas pasir yang meningkat kemudian merekat di bagian anggota badan bawah
yang terperosok dalam pasir hidup tersebut, membentuk tekanan yang sangat besas pad a tubuh, membuat kita sangat sulit mengeluarkan tenaga. Orang yang sangat besar tenagan ya sekalipun juga sulit dalam waktu singkat bisa mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hidup tersebut.
Setelah dikalkulasi peneliti terkait, bahwa untuk mengeluarkan satu kaki korban yangterperangkap dengan kecepatan 1 cm/ detik saja butuh kekuatan 100 ribu Newton, atau kurang
lebih setara dengan kekuatan mengangkat sebuah mobil ukuran sedang. Kecuali dibantu dengan mobil Derek, jika tidak sulit sekali mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hidup tersebut dalam waktu singkat. Hasil penelitian terkait juga menunjukan, menurut hitungan
kekuatan ini, jika secara paksa menyer et korban, maka sebelum pasir hidup “melepaskan” korban yang terperangkap, tubuh korban sudah putus tertarik oleh kekuatan yang besar itu. Resiko yang diakibatkan tindakan demikian jauh lebih berbahaya dibanding membiarkan
korban tetap berada dalam pasir hidup tersebut untuk sementara waktu.
Bagaimana menyelamatkan diri dari perangkap
Sebenarnya sebagian besar pasir hidup tidak jauh berbeda dengan pasir pada umumn ya, tidak menyeramkan sebagaimana yang dilukiskan dalam film. Secara prinsipal, ia hanya pasir yangtelah diresapi air, karena friksi (gaya gesek) antar butiran pasir berkurang, sehingga menjadicampuran pasir dan air setengah cair yang sulit mendukung. Pasir hidup biasanya dijumpai di sekitar pantai.Menurut Benn, bahwa hanya ada satu keadaan pasir hidup dapat melelapkan manusia (mati kelelap), yaitu ketika bagian kepala lebih dulu masuk ke dalam, namun kemungkinan terperosok dengan cara demikian sangat kecil. Orang yang terperosok ke dalam pasir hidup hanya merasakan sedikit tekanan pada bagian dada, agak sulit bernapas, tidak akan mengancam jiwa. Air pasang di dekat pasir hidup barulah musuh yang menakutkan bagi korban yang terperangkap.
Namun paling tidak ada beberapa gambaran yang dilukiskan dalam film terkait memang benar, yaitu jika terperangkap ke dalam pasir hidup, kemudian meronta sekuat tenaga atau mengayun-ayunkan sepasang kaki secara membabi buta hanya akan membuat korban terperosok lebih cepat. Orang-orang keliru menafsirkan bahwa dengan menggoyangkan kaki bisa melonggarkan pasir di sekitar badan, sehingga dengan demikian dapat membantu anggota badan untuk keluar dari dalam pasir. Ilmuwan terkait menuturkan, sebetuln ya bukan begitu, gerakan
demikian hanya akan mempercepat endapan tan ah liat, memperkuat viskositas (sifat merekat)pasir hidup, meronta membabi buta hanya akan membuat korban terperosok lebih dalam.
Selain itu, sang korban juga harus berusaha agar an ggota badannya terpisah, sebab jika area permukaan pasir yan g disentuh
badan semakin besar, maka daya apung yang didapat akan semakin besar. Asalkan korban memiliki kesabaran yan g cukup, dengan gerakan yang cukup tenang dan santai, maka secara perlahan pasti akan terbebas dari perangkap pasir hidup.
Selain itu hasil penelitian juga mendapati, saat suatu obyek terperosok ke dalam pasir hidup, kecepatan terbenamnya ditentukan oleh densitas obyek tersebut. Densitas pasir hidup umumnya 2 g/milliliter, sedangkan densitas manusia adalah 1g/milliliter. Di bawah densitas demikian, tubuh manusia yang ter benam ke pasir hidup tidak akan mati tenggelam, kerap akan berhenti sampai sebatas pinggang.
dapat mengisap manusia ke lubang tak berdasar. Jika terperosok ke dalam, kadang-kadang tidak dapat melepaskan diri, dan san g r ekan han ya bisa termenung menyaksikan korban ditelan p asir
dalam sekejap. Namun, kemungkinan seseorang tenggelam ke dalam pasir hisap bisa dikatakan nol. "Gambaran Holywood salah," kata Thomas Zimmie, seorang ahli mekanika tanah di Ransellar
Polytechnic Institute di Troy, New York. Akan larut jika permukan Quicksand terganggu.
Dalam perjalanan liburannya ke Iran, seorang ilmuwan dari Universitas Amsterdam,Belandayakni Daniel Bonn pernah menemui seorang gembala setempat. Sang gembala menunjuk pasir
hidup sambil berkata pada Bonn, bahwa pernah ada unta terperosok ke dalam kemudian lenyap tak berbekas. Atas hal ini Bonn setengah percaya setengah curiga, lalu segera ia melakukan penyelidikan terkait setelah kembai ke negaranya.
Ia membawa sampel pasir ke Belanda dan menganalisis komposisinya. Setelah menemukan bahwa campuran tersebut terdiri atas pasir berkualitas tinggi, tanah liat, dan air garam, Bonn bersama timnya membuat tiruan pasir hisap dalam jumlah besar.
Ia mengamati dan menganalisa dengan cermat puluhan film yang melukiskan pemandanganpasir hidup yang menelan manusia itu, dan mendapati bahwa gambaran yang dilukiskan film-film ini sepenuhnya salah dan keliru. Kemudian, di dalam laboratoriumnya, Bonn mencampurkan pasir, tanah liat dan air garam, membentuk sebuah maket pasir hidup dalam ruangan kecil untuk diteliti.
Setelah percobaan secara berulang-ulang, personel peneliti yang dipimpin Bonn mendapati,bahwa perlu waktu beberapa hari untuk mbuat pasir menjadi lengket. Sebaliknya sangat mudah
kalau hendak menghilangkan viskositasn ya (sifat merekat), yakni cukup diberi tekanan yang pasdi permukaannya. Permukaannya akan segera “larut” dengan cepat jika mendapat gangguan
gerak, pasir di permukaan akan menjadi gembur (lembek), dan pasir di lapisan yang dangkal juga akan merosot ke bawah dengan cepat.
Gerakan perpindahan ini membuat benda yang bergerak di permukaan pasir tenggelam ke bawah, kemudian seiring dengan meningkatnya kedalaman penenggelaman tersebut, pasir yang jatuh ke bawah melalui gerakan perpindahan dari lapisan atas perlahan-lahan akan menyatu, lalu
akan menciptakan endapan yang tebal, sehingga viskositas atau sifat merekat pasir bertambah cepat, mencegah obyek terperosok lebih jauh.
Butuh kekuatan mengangkat sebuah mobil
Menurut hasil penelitian, bahwa orang yang terperosok ke dalam pasir hidup umumnya tidak bisa bergerak, densitas pasir yang meningkat kemudian merekat di bagian anggota badan bawah
yang terperosok dalam pasir hidup tersebut, membentuk tekanan yang sangat besas pad a tubuh, membuat kita sangat sulit mengeluarkan tenaga. Orang yang sangat besar tenagan ya sekalipun juga sulit dalam waktu singkat bisa mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hidup tersebut.
Setelah dikalkulasi peneliti terkait, bahwa untuk mengeluarkan satu kaki korban yangterperangkap dengan kecepatan 1 cm/ detik saja butuh kekuatan 100 ribu Newton, atau kurang
lebih setara dengan kekuatan mengangkat sebuah mobil ukuran sedang. Kecuali dibantu dengan mobil Derek, jika tidak sulit sekali mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hidup tersebut dalam waktu singkat. Hasil penelitian terkait juga menunjukan, menurut hitungan
kekuatan ini, jika secara paksa menyer et korban, maka sebelum pasir hidup “melepaskan” korban yang terperangkap, tubuh korban sudah putus tertarik oleh kekuatan yang besar itu. Resiko yang diakibatkan tindakan demikian jauh lebih berbahaya dibanding membiarkan
korban tetap berada dalam pasir hidup tersebut untuk sementara waktu.
Bagaimana menyelamatkan diri dari perangkap
Sebenarnya sebagian besar pasir hidup tidak jauh berbeda dengan pasir pada umumn ya, tidak menyeramkan sebagaimana yang dilukiskan dalam film. Secara prinsipal, ia hanya pasir yangtelah diresapi air, karena friksi (gaya gesek) antar butiran pasir berkurang, sehingga menjadicampuran pasir dan air setengah cair yang sulit mendukung. Pasir hidup biasanya dijumpai di sekitar pantai.Menurut Benn, bahwa hanya ada satu keadaan pasir hidup dapat melelapkan manusia (mati kelelap), yaitu ketika bagian kepala lebih dulu masuk ke dalam, namun kemungkinan terperosok dengan cara demikian sangat kecil. Orang yang terperosok ke dalam pasir hidup hanya merasakan sedikit tekanan pada bagian dada, agak sulit bernapas, tidak akan mengancam jiwa. Air pasang di dekat pasir hidup barulah musuh yang menakutkan bagi korban yang terperangkap.
Namun paling tidak ada beberapa gambaran yang dilukiskan dalam film terkait memang benar, yaitu jika terperangkap ke dalam pasir hidup, kemudian meronta sekuat tenaga atau mengayun-ayunkan sepasang kaki secara membabi buta hanya akan membuat korban terperosok lebih cepat. Orang-orang keliru menafsirkan bahwa dengan menggoyangkan kaki bisa melonggarkan pasir di sekitar badan, sehingga dengan demikian dapat membantu anggota badan untuk keluar dari dalam pasir. Ilmuwan terkait menuturkan, sebetuln ya bukan begitu, gerakan
demikian hanya akan mempercepat endapan tan ah liat, memperkuat viskositas (sifat merekat)pasir hidup, meronta membabi buta hanya akan membuat korban terperosok lebih dalam.
Selain itu, sang korban juga harus berusaha agar an ggota badannya terpisah, sebab jika area permukaan pasir yan g disentuh
badan semakin besar, maka daya apung yang didapat akan semakin besar. Asalkan korban memiliki kesabaran yan g cukup, dengan gerakan yang cukup tenang dan santai, maka secara perlahan pasti akan terbebas dari perangkap pasir hidup.
Selain itu hasil penelitian juga mendapati, saat suatu obyek terperosok ke dalam pasir hidup, kecepatan terbenamnya ditentukan oleh densitas obyek tersebut. Densitas pasir hidup umumnya 2 g/milliliter, sedangkan densitas manusia adalah 1g/milliliter. Di bawah densitas demikian, tubuh manusia yang ter benam ke pasir hidup tidak akan mati tenggelam, kerap akan berhenti sampai sebatas pinggang.
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4235158
Tidak ada komentar:
Posting Komentar