Sisi Gelap Web 2.0 pada Generation Z


sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1704127



Sumber:

Spoiler for sumber:
Buku berjudul “Grown Up Digital” by Don Tapscott (penulis buku laris Wikinomics).


Tapscott mengidentifikasi lahirnya generasi baru yang disebutnya “Generation Z”, yaitu generasi yang lahir setelah tahun 1998. Di masa-masa kecilnya generasi ini sudah mengenal Blackberry, Facebook, atau YouTube. Mereka mengerjakan PR sudah memanfaatkan Google dan Wikipedia. Mereka juga sudah menikmati bahkan kecanduan beragam online games.

Memang Tapscott menguraikan potensi dari generasi baru ini sebagai embrio dari munculnya “creative class” yang akan membawa kemajuan luar biasa bagi peradaban manusia. Namun yang menjadikan saya sedih adalah uraian Tapscott di awal buku yang meninjau selintas sisi gelap dari generasi baru ini.

Berikut ini adalah beberapa diantaranya:


1. They are DUMBER than we were at their age.
Spoiler for #1:
Mereka tak bisa memokuskan perhatian terhadap apapun. Mereka pembaca dan pengomunikasi yang sangat buruk. Karena sepanjang hari waktunya dihabiskan di dunia maya (di FB, blog, etc) nilai ujian mereka di kelas atau di kampus buruk sekali. Kesibukan di dunia maya menjadikan mereka pengidap apa yang disebut ”attention-deficit disorder”.

2. They’re SCREENAGERS, Net addicted, losing their social skills and they have no time for sport and healthy activities.
Spoiler for #2:
Karena waktu mereka dihabiskan di depan layar komputer atau video games (bukannya digunakan untuk aktivitas fisik yang menyehatkan) mereka gemuk, jelek, dan berpenyakitan.

3. They have NO SAME.
Spoiler for #3:
Mereka yang kaum hawa misalnya, tak malu mengumbar gambar intim atau informasi yang sangat personal mengenai dirinya ke publik melalui blog, milis, Facebook, YouTube, dsb. Mereka “bonek” dan tak tahu malu.

4. They STEAL.
Spoiler for #4:
Dengan gampangnya mereka melanggar intellectual property rights, men-download musik, mempertukarkan, dan berbagi ke sesama teman secara peer-to-peer, tanpa rasa hormat sedikitpun kepada pencipta dan pemiliknya.

5. They’re VIOLENT.
Spoiler for #5:
Berbagai jenis video games laga yang mengumbar kekerasan dan kekejaman (extremely violent video games) telah menjadikan mereka generasi yang kejam, sadis, rasis, sexist, brutal…. (…menulis bagian ini saya sambil mengelus dada).

6. They have NO work ethic and will be BAD employees.

7. This is the latest narcissistic “ME” generation.
Spoiler for #7:
Kehadiran YouTube, MySpace, FB, menjadikan mereka sangat narsis: attention-seeker. Celakanya seringkali itu dilakukan secara membabi-buta, tanpa peduli kepentingan orang lain.

8. They have NO VALUES and they DON’T CARE about anyone else.
Spoiler for #8:
Yang menjadi pusat perhatian mereka hanyalah budaya pop, selebritis, dan teman-teman mereka. Mereka tak tertarik membaca surat kabar dan berita televisi. Mereka tak memilih saat Pemilu dan tak mau terlibat dalam aktivitas kemasyarakatan. Ketika dewasa mereka menjadi warganegara yang buruk (bad citizen).

Prof. Bauerlein meringkaskan karakteristik generasi baru ini sebagai berikut:
Spoiler for karakteristik:
”They connected and multitasked, autonomous yet peer-mindful, makes NO great leap forward in human intelligence, global thinking, or netizen-ship. Young users have learned a thousand new things, no doubt. They upload and download, surf and chat, post and design, BUT they HAVEN’T learned to analyze a complex text, store facts in their heads, comprehend a foreign policy decision, take lessons from history, or spell correctly.”

Bener kan gan kalo generasi sekarang dah kelihatan dark side-nya dr web 2.0?
Gimana pendapat juragan semua?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar