sumber :http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/10/30/18065990/pameran.dunia.tubuh.tanpa.bersetubuh
SINGAPURA, KOMPAS.com — Pameran kontroversial yang memetakan kehidupan sejak kehamilan hingga usia tua dengan menggunakan jenazah manusia hadir di Singapura minggu ini, tetapi tanpa tubuh-tubuh yang bersetubuh yang telah menyebabkan kehebohan di Jerman.
Pameran bertajuk "Siklus Kehidupan" Dunia Tubuh itu digelar di sejumlah tempat di dunia dan menunjukkan tubuh-tubuh tanpa kulit dengan otot dan organ-organ yang terlihat, seolah hidup, sering kali dalam posisi teatrikal. Spesimen-spesimen atau contoh tubuh itu berasal dari jenazah orang-orang yang telah setuju untuk mendonasikan tubuhnya bagi tujuan edukasi.
Pameran-pameran itu telah dikunjungi hingga 28 juta orang di seluruh dunia, dan telah dikecam sejumlah orang karena hal itu tidak dapat diterima. Sejumlah politisi Jerman, misalnya, melakukan kecaman khusus terhadap pameran "Siklus Kehidupan" yang mulai dibuka di Berlin awal tahun ini karena pameran itu memajang jenazah-jenazah yang bersetubuh.
Jenazah bersetubuh itu tidak dipajang di Singapura, yang dikenal konservatif. "Pajangan yang sensasional tentang aktivitas seksual tidak ada dalam tema kami," kata Chew Tuan Chiong, Pemimpin Pusat Sains Singapura, yang menjadi tuan rumah pameran tersebut.
"Ini untuk edukasi dan studi sains. Tidak ada banyak kontroversi karena menggunakan spesimen tubuh yang sesungguhnya dalam pameran ini," katanya, seraya menambahkan bahwa sejumlah sekolah telah membawa siswa mereka untuk melihat pameran tersebut.
Pendiri Dunia Tubuh, Gunther von Hagens dan istrinya, Angelina Whalley, menyiapkan tubuh-tubuh itu dengan menggunakan teknik temuan Von Hagens yang dinamakan plastinasi. Dengan teknik itu, air dikeluarkan dari spesimen dan jenazah-jenzah itu diawetkan dengan karet atau silikon cair.
Dalam pameran di Singapura, hampir 200 contoh tubuh manusia dipajang, termasuk organ-orang tunggal dan binatang-binatang yang diawetkan. Pameran itu berlangsung hingga Maret 2010.
Pameran bertajuk "Siklus Kehidupan" Dunia Tubuh itu digelar di sejumlah tempat di dunia dan menunjukkan tubuh-tubuh tanpa kulit dengan otot dan organ-organ yang terlihat, seolah hidup, sering kali dalam posisi teatrikal. Spesimen-spesimen atau contoh tubuh itu berasal dari jenazah orang-orang yang telah setuju untuk mendonasikan tubuhnya bagi tujuan edukasi.
Pameran-pameran itu telah dikunjungi hingga 28 juta orang di seluruh dunia, dan telah dikecam sejumlah orang karena hal itu tidak dapat diterima. Sejumlah politisi Jerman, misalnya, melakukan kecaman khusus terhadap pameran "Siklus Kehidupan" yang mulai dibuka di Berlin awal tahun ini karena pameran itu memajang jenazah-jenazah yang bersetubuh.
Jenazah bersetubuh itu tidak dipajang di Singapura, yang dikenal konservatif. "Pajangan yang sensasional tentang aktivitas seksual tidak ada dalam tema kami," kata Chew Tuan Chiong, Pemimpin Pusat Sains Singapura, yang menjadi tuan rumah pameran tersebut.
"Ini untuk edukasi dan studi sains. Tidak ada banyak kontroversi karena menggunakan spesimen tubuh yang sesungguhnya dalam pameran ini," katanya, seraya menambahkan bahwa sejumlah sekolah telah membawa siswa mereka untuk melihat pameran tersebut.
Pendiri Dunia Tubuh, Gunther von Hagens dan istrinya, Angelina Whalley, menyiapkan tubuh-tubuh itu dengan menggunakan teknik temuan Von Hagens yang dinamakan plastinasi. Dengan teknik itu, air dikeluarkan dari spesimen dan jenazah-jenzah itu diawetkan dengan karet atau silikon cair.
Dalam pameran di Singapura, hampir 200 contoh tubuh manusia dipajang, termasuk organ-orang tunggal dan binatang-binatang yang diawetkan. Pameran itu berlangsung hingga Maret 2010.
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar