DNA Pria berselubung era Yesus di Yerusalem Mengungkapkan Kasus Tertua Penyakit Lepra


Ini adalah sampel dari selubung yang menunjukkan rajutan dua arah yang dipakai untuk kain kafan di Yerusalem pada abad ke-1 Masehi . (Credit: Prof. Shimon Gibson)


ScienceDaily (Dec. 16, 2009) — DNA dari manusia berselubung abad pertama ditemukan dalam sebuah makam di pinggiran kota tua Yerusalem mengungkapkan kasus tertua penyakit lepra.

Gua makam, yang dikenal sebagai Tomb of the Shroud, berada di hilir lembah Hinnom dan merupakan bagian dari pekuburan abad pertama masehi yang dikenal sebagai Akeldama atau ‘Padang Darah’ (Matthew 27:3-8; Acts 1:19) – dekat dengan daerah dimana Yudas dikatakan melakukan bunuh diri. Makam manusia berselubung ini berada di dekat makam Annas, sang pendeta tinggi ( 6 – 15 M), yang merupakan mertua dari Caiaphas, pendeta tinggi yang dikatakan mengkhianati Yesus pada Romawi. Dengan ini disimpulkan kalau sang manusia berselubung ini adalah seorang pendeta atau anggota pejabat. Menurut Prof. Gibson, pandangan dari makam ini mengarah langsung ke Kuil Yahudi.

Detil penelitian ini akan diterbitkan tanggal 16 desember dalam jurnal PLoS ONE.
Penyelidikan molekuler dilakukan oleh Prof. Mark Spigelman dan Prof. Charles Greenblatt dari Sanford F. Kuvin Center for the Study of Infectious and Tropical Diseases di Hebrew University of Jerusalem, Prof. Carney Matheson dan Ms. Kim Vernon dari Lakehead University, Canada, Prof. Azriel Gorski dari New Haven University dan Dr. Helen Donoghue dari University College London. Penggalian arkeologis dipimpin oleh Prof. Shimon Gibson, Dr. Boaz Zissu dan Prof. James Tabor atas kuasa Israel Antiquities Authority dan University of North Carolina at Charlotte.

Tidak ada kuburan kedua

Yang langka mengenai kuburan ini adalah jelas kalau pria ini, yang berdasarkan metode radiokarbon hidup antara 1 – 50 M, tidak menerima penguburan kedua. Kuburan sekunder adalah umum di masa itu, dimana tulang dipindahkan setelah satu tahun dan dimasukkan kedalam ossuari (kotak tulang batu). Dalam kasus ini, bukaan pada bagian makam ini sepenuhnya tersegel dengan plaster. Prof. Spigelman yakin ini karena fakta kalau pria ini menderita lepra dan mati karena tuberkulosis, karena DNA dari kedua penyakit ditemukan dalam tulang belulangnya.

Secara sejarah, adanya penyakit – khususnya lepra – menyebabkan individu yang terkena dibuang dari masyarakat. Namun, sejumlah indikasi – lokasi dan ukuran makam, tipe tekstil yang dipakai sebagai kafan, dan keadaan rambut yang bersih – menunjukkan kalau individual berselubung ini adalah anggota masyarakat yang cukup terhormat di Yerusalem dan bahwa tuberkulosis dan lepra telah melintasi batasan sosial di abad pertama masehi.

Menyanggah selubung Turin?

Ini juga potongan pertama kali kain kapan ditemukan dari masa Yesus di Yerusalem. Kain kafan ini sangat berbeda dengan selubung Turin, yang diasumsikan yang dipakai untuk mengkafani tubuh Yesus. Tidak seperti rajutan rumit di selubung Turin, selubung ini dibuat dari rajutan dua arah sederhana, seperti ditunjukkan oleh sejarawan tekstil Dr. Orit Shamir
Berdasarkan asumsi kalau ini mewakili kain kafan yang umum digunakan di masa Yesus, para peneliti menyimpulkan kalau Selubung Turin tidak berasal dari Yerusalem masa Yesus.
Penggalian juga menemukan segumpal rambut pria berselubung ini, yang telah dipotong secara ritual saat penguburannya. Keduanya merupakan penemuan yang unik karena sisa-sisa organis sulit dilestarikan di daerah Yerusalem karena tingkat kelembaban yang tinggi di tanah.

Kesehatan sosial di masa lalu

Menurut Prof. Spigelman dan Prof. Greenblatt, asal usul dan perkembangan lepra sangat tidak jelas. Penyakit lepra di kitab Perjanjian Baru dapat berarti gangguan kulit seperti psoriasis. Penyakit lepra yang diketahui sekarang dipandang berasal dari India dan dibawa ke Timur Dekat dan negara Mediterania dalam masa Yunani Kuno. Hasil dari Tomb of the Shroud abad pertama masehi mengisi celah vital dalam pengetahuan kita mengenai penyakit ini.
Lebih jauh, penelitian terbaru menunjukkan kalau patologi molekuler jelas menambah dimensi baru pada penjelajahan arkeologis penyakit di zaman kuno dan memberi kita pemahaman yang lebih baik mengenai evolusi, persebaran geografis dan epidemiologi penyakit dan kesehatan sosial di masa kuno.

Infeksi bersama antara lepra dan tuberkulosis disini dan dalam 30 persen sisa DNA di Israel dan Eropa dari periode purba dan modern memberi bukti pada postulat kalau wabah lepra zaman pertengahan dihilangkan oleh peningkatan taraf tuberkulosis di Eropa saat daerah ini diurbanisasi.


Referensi jurnal

Carney D. Matheson, Kim K. Vernon, Arlene Lahti, Renee Fratpietro, Mark Spigelman, Shimon Gibson, Charles L. Greenblatt, Helen D. Donoghue. Molecular Exploration of the First-Century Tomb of the Shroud in Akeldama, Jerusalem. PLoS ONE, 2009; DOI: 10.1371/journal.pone.0008319




sumber : www.unic77.tk|http://faktaevolusi.blogspot.com/2009/12/dna-pria-berselubung-era-yesus-di.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar