Beberapa Fakta UNIK dan ANEH

Tukang Pos Ngambek, 20 Ribu Surat Terbengkalai




Seorang petugas pos di Frankfurt, Jerman, merasa hidupnya sangat dibebani keharusan membayar pajak. Pria berdarah Skotlandia itu marah dan membalasnya dengan tidak mengirim sekitar 20.000 surat dan menyimpannya di apartemennya. Padahal, surat-surat itu seharusnya diantarkan ke alamat sebagaimana mestinya.


Polisi Frankfurt, Selasa (9/9), menuturkan, mereka menangkap petugas pos itu setelah tetangganya melihat dia membuang sejumlah surat ke kotak sampah. Si tetangga langsung memberi tahu polisi.


”Informasi berharga menyebutkan, petugas pos berusia 23 tahun ini tidak mengantarkan surat ke alamat sebagaimana mestinya,” ujar polisi lokal.


Polisi yang mengadakan pemeriksaan menemukan kantong serta kotak penuh surat dan benda pos lainnya di apartemen dan gudang pria itu.


Dia mengaku kepada polisi sengaja tidak mengantarkan surat dan benda pos itu karena harus sekolah malam hari dan merasa hidupnya selalu ”dibebani” pajak.


Polisi memperkirakan, petugas pos itu sudah melakukan aksi tak terpuji tersebut sejak Agustus 2007. Total ditemukan sekitar 20.000 surat dalam apartemen petugas pos yang tidak bertanggung jawab itu. Polisi mengerahkan dua mobil pos untuk membawa semua surat dan benda pos yang ada.



Orang “Mati” Temui Dokter




Sebagai orang mati, Ahmad Akhtary seharusnyat tidak perlu lagi memeriksakan kesehatannya. Namun, itu dia lakukan juga.


Akhtary (34) memeriksakan kesehatannya ke dokter enam bulan setelah ia dilaporkan meninggal di Afganistan. Tak urung pemeriksaan kesehatan itu akhirnya membongkar persekongkolannya dengan mantan istrinya, Anne Akhtary, memalsukan kematian pria itu untuk mengklaim dana asuransi 300.000 poundsterling atau
Rp 5,2 miliar.


Anne (43) mengaku mencoba mendapatkan klaim asuransi itu dengan menggunakan akta kematian palsu dari Afganistan yang menyebutkan suaminya itu meninggal karena trauma otak dalam sebuah kecelakaan. Namun, beberapa pekan setelah akta kematian itu terbit, penyelidik di Norwich Union mencium adanya janji dengan dokter itu. “Mereka (penyelidik) diberitahu bahwa dokter pribadi Tuan Akhtary menemuinya di tempat praktik. Dia (Akhtary) juga mendatangi rumah sakit. Jadi itu bukan cara yang amat canggih untuk memalsukan kematian,” kata jaksa James Cranfield.


Pemalsuan itu memang jauh dari kesan canggih. Bagaimana tidak, setelah mengaku meninggal, Akhtary masih menjalani kehidupan normal dan terbuka di Gloucester. Ia bahkan masih bekerja dan membayar pajak, kata Cranfield.


Akibat perbuatannya, hakim di Gloucester menghukum pria itu dengan 60 jam kerja sosial sementara Anne 40 jam. Sedangkan vonis penjara masing-masing sembilan bulan ditangguhkan.


“Klaim kematian palsu memang kejahatan serius, tapi cara mereka memalsukan memang tidak canggih dan belum ada uang yang hilang,” kata hakim Mark Horton soal hukuman yang ringan itu.

Dicari: 50 Orang untuk Dibotaki dan Ditato di Kepala





Perusahaan penerbangan Selandia Baru, Air New Zealand, mencari 50 orang yang bersedia menjadikan kepalanya sebagai iklan untuk pelayanan cepat antre check in tiket.


Mereka yang berminat harus merelakan dicukur gundul dan selanjutnya ditato dengan pesan tertentu di tempurung kepalanya, yang bertujuan mengajak penumpang untuk memanfaatkan pelayanan cepat pelaporan tiket.


Seperti dilaporkan hari Rabu lalu, Air New Zealand membutuhkan 50 orang untuk iklan selama dua pekan bagi pelayanan cepat pelaporan tiket ini. Orang yang berminat dan selama dua pekan mau kepalanya ditato dengan pesan tertentu akan menerima bayaran 1.000 dollar Selandia Baru atau sekitar Rp 6,1 juta per kepala.


Mereka juga mungkin akan ikut terbang dalam sejumlah penerbangan Air New Zealand. ”Upaya terbaik mengatakan kepada pelanggan kami bahwa Air New Zealand sedang melakukan sesuatu (mengatasi antrean panjang), dengan membuat pesan di kepala orang yang ada di depan mereka saat antre,” ujar Steve Bayliss, Manajer Pemasaran Air New Zealand.


Lumayan, dapat lebih dari Rp 6,1 juta sekalipun kepala plontos dan ditato dengan sejumlah pesan selama dua pekan.


Gila! Pencandu Kokain Coba Amputasi Tangan Sendiri




Sungguh di luar akal sehat aksi yang dilakukan Michael Lasiter. Bayangkan saja, Jumat lalu di sebuah restoran di Modesto, California, lelaki berusia 33 tahun ini mencoba mengamputasi tangannya sendiri.


Alasannya pun sangat konyol. Dia mengira telah memasukkan udara ke dalam pembuluh darahnya saat menyuntikkan kokain. Kesalahannya itu akan menyebabkan kematian, kecuali jika dia melakukan sebuah aksi drastis. Ya, amputasi itu pun dipilihnya.


Pihak berwenang menjelaskan, Michael masuk ke Denny’s Restaurant, Jumat malam, sesaat kemudia ia mulai menikamkan pisau ke salah satu tangannya dengan pisau mentega yang ada di meja, tapi gagal. Kemudian, menurut pihak kepolisian, Michael mulai mencoba menggunakan pisau daging di dapur. Ia lantas menusuk-nusuk tangannya dengan pisau itu.


Aksi gila itu tetap gagal. Tak diceritakan bagaimana kelanjutannya, tapi akhirnya lelaki bodoh ini dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan atas sejumlah luka parah di tanga. Sementara restoran Denny pun terpaksa tutup setelah kejadian tersebut.

Seekor Anjing Jadi Saksi di Sidang Pembunuhan



Sebuah sejarah luar biasa ditorehkan dalam perjalanan dunia peradilan di Perancis bahkan di dunia, saat sebuah pra persidangan kasus pembunuhan, hakim menghadirkan seekor anjing sebagai saksi.

Anjing tersebut diharapkan dapat menuntun hakim kepada bukti-bukti dalam kasus tewasnya majikan si Anjing. Wanita berusia 59 tahun tersebut ditemukan tergantung pada langit-langit kamarnya di salah satu flat di Paris.

Sebenarnya pihak kepolisian meyakini bahwa kematian tersebut bukan pembunuhan melainkan bunuh diri, namun pihak keluarga berpandangan sebaliknya. Nah, anjing bernama Scooby tersebut menjadi satu-satunya saksi hidup yang berada di lokasi kejadian.

Scobby, demikian anjing itu dipanggil, diharapkan dapat menuntun hakim pada pembunuhan majikannya itu. Karenanya dalam hearing yang berlangsung di Nanteree, pinggiran kota Paris tersebut, Scooby menjadi peran utama. Ia terus menyalak sejak saat dipindahkan oleh seorang dokter hewan dari kandangnya menuju bilik saksi dalam prappersidangan itu.

Tak jelas apa yang dilakukan Scooby, namun hakim dalam pengadilan itu Thomas Cassuto memuji peran anjing kampung tersebut, yang menurutnya telah memberikan banyak bantuan dengan memberikan sinyal-sinyal yang penuh arti.

Namun pihak pengacara menyatakan hal yang bertolak belakang. Mereka meyakini tontonan konyol yang baru saja terjadi itu tak bisa membuktikan apa-apa. “Mungkin bukti dari manusila tak cukup bisa dipercaya, dan kini diperlukan bukti dari anjing,” katanya. “Lagi pula, korban mati dua setengah tahun yang lalu, atau setara dengan 17 tahun dalam kehidupan seekor anjing. Apa yang bisa diingat anjing untuk kejadian yang sudah begitu lama?” sambungnya.

Sementara, jurubicara pihak pengadilan menegaskan, dihadirkannya anjing sebagai saksi merupakan kali pertama dalam sejarah peradilan di Perancis. “Ini merupakan pra-sidang, sebelum kasus digulirkan dalam persidangan yang sesungguhnya. Dan pada saatnya, hakim akan memutuskan apakah kasus ini layak untuk dilimpahkan ke meja hijau,” ujarnya.


Kucing Hilang, Ditemukan Lagi Setelah 9 Tahun

Gilly Delaney bersama Dixie yang ditemukan setelah lenyap selama sembilan tahun.

Sepasang suami istri biasanya sangat bergembira begitu mereka mendapatkan bayi dari perkawinan mereka. Namun kejadian kali ini sungguh berbeda. Sepasan suami istri di Birmingham, Inggris, menjadi sangat menikmati hari-hari mereka ketika seekor kucing peliharaan bernama Dixie yang sebelumnya telah lenyap selama sembilan tahun, kembali ditemukan.

Kucing berusia 15 tahun itu hilang pada tahun 1999, dan pemiliknya menyangka kucing itu mati ditabrak mobil. Namun, berselang sembilan tahun tersebut Dixie kembali ditemukan hanya dalam jarak tak kurang dari satu mil dari rumah majikannya.

Hal ini terjadi setelah salah satu warga di kawasan itu menghubungi pihak RSPCA (Royal Society for the Prevention of Crulty to Animals) untuk melaporkan tentang keberadaan seekor kucing kurus dan tak terurus yang berkeliaran di seputar kawasan itu selama beberapa bulan terakhir.

Singkat cerita, pemilik Dixie, Alan Pittaway lantas memeriksa microchip yang dulu dipasangkan pada Dixie, dan ternyata benar bahwa kucing kurus yang ditemukan itu merupakan kucingnya. Hanya dalam waktu tak sampai satu setengah jam Dixie sudah dikembalikan kepada pasangan itu Alan dan Gilli Delaney.

“Selama 29 tahun bekerja di RSCPA, saya belum pernah melihat Gili begitu bahagianya,” kata Alan yang kebetulan bekerja di lembaga itu. “Kembalinya Dixie telah membuat hari-hari kami kembali bergairah,” sambungnya. “Kepribadian Dixie, kebiasaan dan beberapa hal lain yang dulu biasa ditunjukkannya, kini tak berubah sedikitpun,” katanya lagi.

Sementara pihak RSPCA berharap kejadian yangbaru terjadi tersebut dapat menjadi inspirasi bagi pemilik hewan peliharaan untuk ikut menggunakan microchip pada hewan-hewan peliharaan mereka.

Maling “Jadul” Tertangkap



Polisi wilayah Fresno, San Francisco, dengan mudah menangkap Antonio Vasquez (22) yang jelas seorang pencuri yang sangat tidak profesional.

Polisi Fresno, Ian Burrimond, Selasa (9/9), menuturkan, Vasquez menyatroni rumah dua pekerja perkebunan di Fresno untuk mengambil uang. Begitu tepergok, Vasques langsung menggosokkan saus cabe ke mata pemilik rumah.

Sementara di rumah lainnya, Vasquez menyerang dengan saus tomat. Dua senjata itu digunakan untuk lolos dari kejaran pemilik rumah. Peristiwa pada Sabtu pagi lalu itu terjadi saat para pemilik rumah masih tidur lelap.

Tetapi, aksi sembrono Vasquez membuat pemilik terbangun. Pria itu sudah mempersiapkan saus cabe dan saus tomat sebagai senjata melarikan diri.

Vasquez berhasil kabur dan bersembunyi di ladang perkebunan dekat rumah itu. Namun, polisi kemudian menangkap Vasquez setelah menemukan dompetnya yang jatuh di lokasi kejadian, lengkap dengan sejumlah tanda pengenal pria itu. Bahkan, barang dan uang hasil curiannya juga sudah disita.

Habis…, mencuri kok menggunakan saus cabe dan tomat. Jadul (jaman dulu) amat.

Rekor Aneh, Makan 23.000 Burger dalam 36 Tahun



Seorang lelaki berkebangsaan Amerika Serikat membukukan rekor yang unik. Ia mengaku telah melahap 23.000 burger dalam ukuran raksasa dalam waktu 36 tahun. Namun toh, Don Gorske, demikian nama lelaki itu, tak mengalami kegendutan.

Gorske sendiri mengumumkan rekornya ini, setelah ia merasa telah memenuhi ambisi pribadinya dalam menghabiskan burger. Ia mengaku memulai catatan rekornya ini pada 17 Mei 1972, dan ia mengumpulkan setiap nota pembeliannya sebagai bukti.

Setiap hari, rata-rata ia memakan dua buah Big Macs, sebuah produk burger yang dikeluarkan jaringan penyedia makanan cepat saji McDonald. Burger model ini bukan model biasa, karena di dalamnya ada dua irisan daging sapi, plus limpahan keju dan saus spesial ala McD. “Saya sangat menikmatinya setiap hari, saya butuh dua buah per hari,” ujarnya.

Dengan tinggi badan sekitar 180 cm lelaki yang kini menginjak usia 54 tahun itu kini memiliki bobot badan 84 kilogram. Sebuah bobot yang cukup ideal, apalagi untuk orang seusia dia. Tapi untuk mencapai badan ideal ini, ia tak tinggal diam. Untuk mengimbangi junk food yang selalu dikonsumsinya, ia berlari sejauh 10 mil per hari untuk membakar lemak.

“Tak heran kadang-kadang beberapa orang menyebut saya sebagai orang aneh. Ah, tapi itu tak mengganggu saya, saya hanya berusaha menghormati orang sebagaimana mestinya,” katanya. “Dengan itu saya berharap orang akan tahu bahwa tak ada yang aneh dalam diri saya,” lanjutnya lagi.

Sampanye Rp 2,5 M Per Botol



Sebanyak 200 botol sampanye yang terpendam di dasar laut selama lebih dari 80 tahun dijual 156.000 poundsterling (sekitar Rp 2,5 miliar) per botol di sebuah hotel di Rusia.

Sampanye penuh gelembung keluaran tahun 1907 itu sebenarnya dikirim untuk keluarga kerajaan Rusia tahun 1916 dari pabriknya di Heidsieck, Perancis. Namun, kapal yang mengangkutnya terlebih dulu tenggelam di lepas pantai Finlandia sebelum mencapai Moskwa.

Kapal yang karam itu lantas ditemukan oleh sekelompok penyelam pada 1997 silam. Mereka menemukan botol-botol tersebut masih dalam keadaan tertutup dan tanpa kerusakan. Botol-botol sampanye itu lantas dibeli manajemen Hotel Ritz-Carlton, Moskwa.

Hotel itu memasukkan sampanye berumur 80 tahun itu dalam daftar menu mereka dengan harga 700.000 rubel (Rp 2,5 miliar) per botol yang diharapkan bisa menarik minat para triliuner yang menginap. Hotel Ritz-Carlton di Moskwa adalah satu dari 10 hotel paling mahal di dunia. Harga sebuah kamarnya mencapai lebih dari 10.000 poundsterling (Rp 165 juta) per malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar