Aplikasi yang satu ini terbilang unik. Namanya Eye-B Pod, singkatan dari Eye Based Pointing Device. Menurut salah satu pengembangnya, Stanley Audrey, dengan aplikasi ini pengguna komputer bisa menggerakkan pointer menggunakan gerakan mata dan kepala. Eye-B Pod secara khusus dikembangkan bagi orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik atau cacat pada tangan.
Ide membuat Eye-B Pod muncul saat Stanley dan dua rekannya, Victor dan Josephine, mengambil mata kuliah mengenai pengolahan citra. Projek Eye-B Pod sendiri diambil dari pengembangan skripsi yang mereka kerjakan. Aplikasi ini mereka buat menggunakan bahasa pemrograman Visual C++.
Awalnya, ketiga alumnus Teknik Informatika, Universitas Bina Nusantara angkatan 2005, ini mencoba memanfaatkan jari tangan yang ditangkap oleh sensor webcam untuk menggerakkan pointer pada layar monitor. “Tetapi, setelah ditelaah lebih lanjut, ada sedikit kekurangan jika kami menggunakan jari tangan, terutama dari segi kegunaannya,” kata Stanley. Karena itulah, akhirnya mereka memutuskan untuk memanfaatkan mata sebagai penggerak pointer pada monitor.
“Kami menggunakan mata agar penelitian kami memiliki nilai kegunaan yang tinggi,” lanjut Stanley. Dia berharap agar Eye-B Pod bisa membantu orang-orang yang memiliki gangguan fisik pada bagian lengan. Syarat menggunakannya hanya satu: pengguna harus melengkapi komputernya dengan sebuah webcam (web camera).
Dengan Eye-B Pod, pengguna komputer dapat mengerakkan pointer pada komputernya dengan menggerakkan mata. Mereka tidak perlu lagi menggunakan mouse. “Dengan Eye-B Pod, kita juga dapat mengoptimalkan pekerjaan. Kita bisa mengoperasikan komputer dengan mata, sementara tangan kita dapat digunakan untuk melakukan kegiatan lain,” ujar Stanley.
Eye-B Pod dapat disetting agar berjalan secara otomatis ketika komputer dinyalakan. Stanley menjelaskan cara kerjanya. “Software ini membutuhkan webcam sebagai alat input-nya. Gambar-gambar yang didapat dari hasil capture webcam akan diproses,” kata dia.
Awalnya, aplikasi akan mendeteksi wajah dan mata si pengguna komputer. Setelah itu, menggunakan algoritma yang telah ditentukan, Eye-B Pod akan mendapatkan titik yang paling unik di area mata pengguna.
“Algoritma ini berjalan secara otomatis. Titik ini akan dijadikan sebagai dasar dari penjejakan objek (objek tracking),” Stanley menjelaskan. Menurut dia, setiap perubahan posisi dari titik tersebut, antara satu frame dengan frame yang lainnya, akan dianalogikan sebagai gerakan pointer pada komputer.
Jika menggerakkan pointer cukup dengan menggerakkan mata dan kepala, bagaimana cara meng-klik opsi-opsi yang terpampang di layar monitor komputer? “Untuk proses klik dapat dilakukan dengan menggunakan kedipan mata kanan maupun kiri,” jawab Stanley. Aplikasi ini, menurutnya, dapat diinstall di beragam sistem operasi.
Target khusus pengguna Eye-B Pod, secara khusus, adalah orang-orang yang memiliki gangguan fisik pada bagian tangan. “Baik tuna daksa atau cacat lengan, penderita stroke, dan penderita parkinson,” kata Stanley. Namun, mereka yang tak memiliki kekurangan apapun juga dapat menggunakannya. “Karena produk ini juga dapat meningkatkan optimalitas. Kita bisa mengoperasikan komputer dengan mata, sementara tangan kita dapat digunakan untuk melakukan kegiatan lain.”
Eye-B-PoD terdiri dari empat fitur, yaitu:
1. Automatic Face And Eye Detection: saat pengguna sudah berada di depan webcam yang telah dilengkapi software Eye-B-PoD, otomatis muka dan matanya langsung terdeteksi.
2. Smart Dominant Face Detector: misalkan ada lima wajah yang berada di depan webcam, maka hanya wajah dominan yang bisa ditangkap oleh Eye-B-PoD.
3. False Positive Blink Detector: bisa mendeteksi kedipan mata saat pengguna ingin melakukan klik kiri atau klik kanan dengan kedipan.
4. Auto Sensitivity Calibration: otomatis mengkalibrasi ulang jika Eye-B-PoD kehilangan deteksi kedipan mata.
Saat ini, aplikasi yang keluar sebagai salah satu pemenang (merit) dalam INAICTA 2009 ini masih dalam tahap pengembangan. “Namun, kami telah meluncurkan pilot project-nya ke yayasan PPCI (Persatuan Penyandang Cacat Indonesia),” ucap Stanley. Dia dan dua rekannya masih punya rencana untuk mengoptimalkan fungsi Eye-B Pod dengan menambahkan fitur voice recognition pada aplikasi tersebut. Dengan begitu, pengguna bisa mengoperasikan komputernya tanpa menggunakan tangan sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar