"Pulau Moore Baru di Sunderbans telah benar-benar tenggelam," kata Sugata Hazra, seorang profesor oseanografi di Universitas Jadavpur, di Calcutta, India, sebagaimana dikutip Telegraph, Kamis (25/3/2010). Lenyapnya pulau itu, kata dia, telah dipastikan dengan citra satelit dan patroli laut.
"Apa yang dua negara ini tidak bisa sepakati dari perundingan bertahun-tahun, telah diselesaikan oleh pemanasan global," kata Hazra.
Para ilmuwan di universitas itu telah memberikan peringatan tentang peningkatan permukaan air laut di Teluk Benggala beberapa dekade lalu. Menurut dia, hingga tahun 2000, permukaan air laut naik sekitar 0,12 inci per tahun, tetapi selepas satu dekade terakhir, permukaan air laut naik 0,2 inci per tahun.
Sebuah pulau lain di dekatnya, Lohachara, telah terendam tahun 1996, yang memaksa para penghuninya berpindah ke daratan. Sementara itu, hampir separuh daratan di Pulau Ghoramara juga telah terendam air. Sedikitnya 10 pulau lain di daerah itu, kata Hazra, semua berisiko terendam.
Banglades, sebuah bangsa berpenduduk 150 juta jiwa yang tinggal di daerah delta yang rendah, merupakan negara yang paling parah terkena dampak pemanasan global. Berdasarkan perkiraan resmi, 18 persen wilayah pesisir Banglades akan berada di bawah permukaan air dan 20 juta orang harus diungsikan jika permukaan air laut naik 3,3 kaki pada tahun 2050, sebagaimana diproyeksikan sejumlah pihak.
India dan Banglades selama ini berebut Pulau Moore yang tidak berpenduduk itu, yang memiliki panjang sekitar 3,5 kilometer dan lebar 2 kilometer.
sumber :http://internasional.kompas.com/read/2010/03/26/14591288/Sebuah.Pulau.yang.Diperebutkan.India.dan.Banglades.Lenyap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar