Peneliti dari Queen Mary's School of Biological and Chemical Sciences dan Karolinska Institutet di Stockholm Menemukan faktor genetika dan faktor lingkungan bisa memainkan peranan penting dalam membentuk perilaku homoseksual. Temuan ini telah dilaporkan dalam jurnal ilmiah Archives of Sexual Behavior.
"Studi ini menempatkan bahwa kita sedang mencari satu 'gen gay' atau satu variabel dari lingkungan yang dapat digunakan untuk menentukan perilaku homoseksual, karena faktor yang bisa mempengaruhi orientasi seksual seseorang sangatlah kompleks," ujar Dr Qazi Rahman, seorang ilmuwan orientasi seksual manusia terkemuka, seperti dikutip dari Physorg, Senin (15/3/2010).
Dr Rahman menuturkan tidak hanya perilaku homoseksual yang bisa dipengaruhi oleh campuran faktor genetik dan lingkungan, tapi perilaku heteroseksual seseorang juga dipengaruhi keduanya.
Sementara riset yang dilakukan tim yang dipimpin oleh Dr Niklas Langstrom dari Karolinska Institutet menemukan faktor lingkungan lebih berpengaruh ketimbang gen. Faktor lingkungan punya pengaruh hingga 64 persen.
Meskipun seseorang tidak memiliki gen gay, ia bisa saja mengembangkan perilaku seks sejenis jika faktor lingkungannya mendukung. Contohnya sering melihat perilaku sesama jenis yang diperlihatkan dimuka umum. Karena itu bisa dibilang bahwa perilaku homoseksual ini dapat menular ke orang lain.
Penelitian Dr Niklas menganalisis 3.826 pasangan kembar (7.62 orang) yang berusia 20-47 tahun di Swedia. Studi ini melibatkan pasangan kembar identik maupu fraternal. Pasangan kembar identik berbagi semua gen, sedangkan kembar fraternal hanya berbagi setengah gennya.
Partisipan ditanya mengenai jumlah total lawan jenis dan pasangan seksnya yang pernah mereka miliki. Ternyata didapatkan faktor genetik dan lingkungan sama-sama mempengaruhi kepribadian seseorang, tapi persentasenya berbeda.
"Secara keseluruhan, faktor genetika menyumbangkan sekitar 35 persen perbedaan dalam perilaku homoseksual dan faktor lingkungan seperti kondisi sosial, keluarga, pengasuhan atau contoh perilaku turut menyumbang sekitar 64 persen. Dengan kata lain faktor yang paling mempengaruhi seorang laki-laki bisa menjadi gay atau lurus adalah lingkungannya," ujarnya.
Faktor lingkungan yang diduga bisa menyebabkan seseorang menjadi gay adalah salah didikan dari orangtua sejak masih kecil, orangtua yang bercerai, pernah mengalami pelecehan seksual, memiliki lingkungan pergaulan yang mayoritas adalah gay, sisi psikologis dari orang tersebut serta banyaknya contoh perilaku gay yang ada disekitarnya. Perilaku gay disekitar yang sering dilihat secara tidak sadar akan mempengaruhi perilaku orang itu sendiri.
Perilaku gay banyak ditemui di komunitas yang mayoritas banyak lelakinya seperti di asrama, penjara, pekerja di tengah laut. Hasrat suka sesama jenis timbul karena kondisi lingkungannya tidak ada wanita.
Jadi meskipun bukan penyakit, perilaku gay bisa menular. Para ahli lain berpendapat gay bisa disembuhkan karena perilaku seks manusia sebenarnya bisa dikendalikan.
(ver/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar