Ada Gorila Punggung Perak Hidup di Mars




INILAH.COM, Washington – Jika foto yang dimuat The Sun ini benar adanya, bisa jadi planet Mars memang memiliki kehidupan. Seorang peneliti Nigel Cooper yang telah mempelajari ribuan foto yang diambil NASA menemukan sosok primat Gorila di Mars.

Cooper yang sekian lama meneliti kehidupan di Mars lewat foto-foto yang didapatnya dari NASA, Badan Antariksa Amerika Serikat menemukan sebuah foto yang aneh, karena dalam satu foto yang dikirim lewat mesin robot membuktikan planet merah ini memiliki tanda-tanda kehidupan.

Dalam sebuah posting online-nya, Copper yang kini berusia 43 tahun dari Grimsby Lincs mengatakan, “Sudah pasti itu makhluk hidup.”

“Saya yakin, ada kehidupan di sana (Mars),” imbuhnya.

Dari foto yang dimuat The Sun memang terlihat jelas jika sosok primata yang sering ditemui di Afrika itu terekam jelas. Gorila berpunggung perak, seperti dalam film Kongo.

Jika penemuan ini benar adanya, maka Mars memang memiliki kehidupan dan bisa menjadi alternatif tempat tinggal manusia mengingat Bumi sudah mulai sesak dan panas karena pemanasan global.

Dalam film Hollywood, ‘Planet The Ape’ digambarkan manusia tergusur oleh primata monyet dan dikuasai oleh primata yang kabarnya menjadi nenek moyang manusia di Bumi ini.

BUKTI BAHWA MARS DIPENUHI DENGAN AIR





Peta detail Mars menunjukkan bahwa sebagian besar bentuk permukaan di utara dan tengah adalah lembah yang dahulu lautan di sepanjang garis ekuator.

Peta komputer tersebut berdasarkan data topografi dari satelit NASA, juga menunjukkan bahwa jaringan di lembah planet merah tersebut dua kali lebih meyakinkan dari perkiraan sebelumnya.

“Lembah tersebut mengalami dehidrasi dan erosi, yakni proses yang sama dengan formasi yang dialami lembah-lembah di bumi," ujar Professor Geografi di Universitas Illinois Wei Luo.

"Sebuah bekas lautan di utara menunjukkan bagaimana jaringan lembah di ekuator tersebut bisa terbentuk," tambah Professor Luo.

Wilayah paling utara Mars yang lokasinya jauh dari sumber air, tidak akan mendapat air hujan yang banyak dan tidak akan membentuk lembah. Hal ini pula yang menjelaskan mengapa dari utara hingga ke selatan lembahnya semakin datar atau rendah.

Hujan memungkinkan sebagai faktor yang membedakan permukaan antara area utara dan tengah, sehingga menciptakan perubahan pola di peta yang dulu disinyalir sebagai lautan.

Sejak Marine 9 NASA berhasil menemukan jaringan lembah Mars di 1971, perdebatan semakin besar apakah lembah tersebut karena air, lautan atau erosi yang seringkali terjadi di kondisi dingin dan kering.




sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3526717

Tidak ada komentar:

Posting Komentar